RAADARCIREBON.TV – FIFA kini menghadapi tekanan besar setelah adanya seruan untuk mencabut status Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026.
Kekhawatiran akan keamanan muncul setelah kematian aktivis konservatif Charlie Kirk dalam sebuah penembakan di Utah, yang semakin memperburuk citra negara tersebut terkait dengan masalah kekerasan senjata yang sering terjadi.
Turnamen besar yang diadakan setiap empat tahun ini direncanakan berlangsung di tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Baca Juga:Kualifikasi Zona Conmebol: Argentina dan Brasil Kompak Kalah di Laga Terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026Daya Gedor Baru di Garuda: Pelupessy Sambut Duo Naturalisasi sebagai Senjata Menuju Kualifikasi Piala Dunia
Namun, serangkaian insiden yang menggambarkan lemahnya keamanan dalam negeri AS menimbulkan pertanyaan penting: apakah FIFA bersedia mengambil risiko dengan menyelenggarakan ajang olahraga terbesar di dunia di negara yang memiliki tingkat kekerasan senjata yang sangat tinggi?
Charlie Kirk, yang berusia 31 tahun, menjadi korban penembakan ketika menghadiri sebuah acara di Utah Valley University (UVU) pada Rabu (waktu setempat).
Ironisnya, hal ini terjadi saat dia sedang menjawab pertanyaan mengenai kekerasan senjata. Insiden terjadi sekitar pukul 12. 20, dan meski telah dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.
Presiden AS, Donald Trump, segera mengungkapkan rasa duka melalui media sosial. Polisi Utah telah mengonfirmasi bahwa dua orang sempat ditangkap, namun kemudian dibebaskan. Hingga sekarang, upaya mencari pelaku utama masih berlangsung.
Tragedi ini menambah panjang daftar kekerasan yang terkait dengan politik di AS. Sebelumnya, Trump sendiri menjadi sasaran percobaan pembunuhan pada bulan Juli tahun lalu, lalu kembali diancam di lapangan golfnya di Florida.
Seorang pria bernama Ryan Wesley Routh (59) bahkan kini sedang menghadapi tuntutan hukum dengan dakwaan mencoba menghabisi nyawa Trump.
Berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sepanjang tahun 2023, hampir 47 ribu warga AS meninggal akibat luka yang berhubungan dengan senjata api. Angka ini membuat isu pengaturan kepemilikan senjata kembali menjadi perdebatan hangat.
Baca Juga:Jadwal Timnas Indonesia Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup BIndonesia U-23 Gagal ke Putaran Final: Pelajaran dari Piala Asia U-23 2024
Oleh karena itu, banyak pihak meragukan kapasitas AS dalam menjamin keamanan selama Piala Dunia 2026.
Di media sosial, sejumlah orang bahkan secara terbuka meminta FIFA untuk mencari tuan rumah alternatif.
“Piala Dunia tidak bisa dilangsungkan di Amerika. Bagaimana mereka dapat memastikan keselamatan para pemain dan penonton? ” tulis seorang pengguna X.