Namun, jangan lupakan sisi ilusinya. Kalau dulu orang takut terjebak hoax berita, sekarang giliran foto yang tak kalah menipu. Bayangkan kalau ada yang dengan sengaja menyebarkan “foto bareng pejabat” atau “momen pribadi dengan artis” untuk kepentingan tertentu. Bisa jadi bumerang.
Tren polaroid bareng idola via Gemini AI menunjukkan satu hal: batas antara nyata dan digital makin tipis. Apa yang terlihat nyata di layar ponsel, bisa jadi tak pernah ada di dunia nyata.
Apakah ini buruk? Tidak selalu. Toh, bagi kebanyakan orang, ini hanya hiburan. Tapi mari jujur: fenomena ini juga sindiran keras pada obsesi kita terhadap citra sosial. Kita lebih peduli terlihat dekat dengan idola, daripada benar-benar menikmati realita.
Baca Juga:Fans Kini Bisa “Foto Bareng” Artis dan Pemain Bola Dunia dengan AI, Hasilnya Nyata Seperti AsliHasil Akhir Persib Vs Persebaya 1-0, Drama Keras Diwarnai Hujan Kartu
Mungkin, dalam beberapa tahun ke depan, tak perlu lagi mimpi ketemu artis. Cukup ketik prompt, dan AI akan mewujudkannya dalam sekejap. Polaroid, yang dulu simbol kejujuran visual, kini resmi jadi panggung ilusi digital.
Sebuah era baru sudah tiba: era di mana “foto bareng idola” tak lagi butuh idola sungguhan, cukup akun Google dan sedikit kreativitas.