Kehilangan identitas ini membuat MU tak hanya terpuruk di papan klasemen, tetapi juga kehilangan rasa takut yang dulu selalu melekat pada nama mereka. Klub-klub lawan kini melihat MU sebagai tim yang bisa dikalahkan, sesuatu yang bertolak belakang dengan reputasi mereka sebagai “The Red Devils” yang menakutkan.
Tekanan dari Fans dan Legenda Klub
Fans Setan Merah sudah mulai kehilangan kesabaran. Tagar bernada kritik terhadap Amorim ramai menghiasi media sosial, dengan banyak yang menyebut gaya permainan MU “membosankan” dan “tidak punya DNA juara”.
Legenda klub seperti Roy Keane dan Gary Neville juga mulai angkat suara, mempertanyakan filosofi Amorim yang dinilai tidak sesuai dengan kultur Old Trafford. Kritik tajam ini membuat posisi Amorim semakin panas, bahkan ketika musim baru saja dimulai.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Premier League 13–14 September 2025: Big Match & Derby Panas, Jangan Sampai Terlewat!Strategi Man City Terbongkar! Derby Manchester 14 September: Bisa Bikin MU Ketar-Ketir?
Sorotan ini membuat atmosfer di ruang ganti kian menegang. Para pemain dikabarkan mulai meragukan sistem Amorim, sementara media Inggris tak henti-hentinya menyoroti setiap kelemahan MU. Situasi ini berpotensi menciptakan jurang dalam hubungan pelatih dan pemain jika tak segera diatasi.
Manajemen MU diyakini masih memberi waktu bagi Amorim untuk membalikkan keadaan, namun dengan jadwal padat di Premier League dan Liga Champions, kesalahan berikutnya bisa menjadi penentu nasibnya. Jika performa buruk ini berlanjut, bukan tidak mungkin Amorim akan menjadi salah satu manajer dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah klub.
Saat ini, hanya kemenangan konsisten yang bisa mengamankan posisinya. Namun, dengan lawan-lawan berat menanti dalam beberapa pekan ke depan, Amorim harus segera menemukan formula terbaik. Bila gagal, desakan pemecatan hampir pasti akan semakin tak terbendung.
Ruben Amorim datang ke Old Trafford dengan harapan membawa revolusi permainan modern. Namun kenyataannya, ia justru mencatatkan rekor kelam: win rate terendah sejak Perang Dunia II.
Pertanyaan besarnya kini: akankah manajemen MU bersabar, atau akan segera mengambil langkah drastis demi menyelamatkan musim yang baru berjalan?
Yang jelas, para fans menuntut perubahan nyata, bukan sekadar janji, tapi hasil di lapangan.