Pendapatan pedagang di Pasar Pronggol kian tergerus. Pasar yang berdiri sejak tahun 1973 ini kini tak lagi seramai masa lalu.
Pasar Besi Pronggol, yang berdiri sejak tahun 1973, mengalami penurunan pendapatan. Sejumlah masalah disinyalir dengan masifnya modernisasi.
Junaedi, pedagang sembako di Pasar Besi Pronggol, menjadi saksi perubahan fungsi pasar yang dahulunya hanya menjual besi dan onderdil mesin. Seiring waktu, pedagang besi berpindah ke tempat yang lebih strategis, dan dagangan sembako mulai menggeser dominasi pasar.
Baca Juga:Pemekaran Cirebon Timur Harus Perhatikan Akses Pendidikan – VideoPasar Darurat Jungjang Yang Gunakan Akses Jalan Daerah Dibongkar – Video
Junaedi mengakui, meskipun pelanggan sembako lebih jelas dan stabil, namun dalam beberapa tahun terakhir omsetnya terus menurun. Kondisi ini diduga terjadi akibat maraknya pedagang kaki lima di luar kawasan resmi pasar, yang merampas pelanggan pedagang legal.
Tak hanya itu, fasilitas pasar yang semakin tidak terawat juga membuat Pasar Besi Pronggol terlihat tertinggal jauh dari pasar modern.
Junaedi dan pedagang lainnya hanya berharap, pengelola pasar dan Pemerintah Kota bisa lebih berpihak kepada pasar tradisional. Mulai dari penertiban pedagang ilegal hingga menjaga kebersihan dan fasilitas.
Tanpa itu semua, Pasar Besi Pronggol yang menjadi bagian sejarah Kota Cirebon akan semakin kehilangan napas hidupnya.