Lahan pertanian di Kota Cirebon semakin menyusut dari tahun ke tahun. Data dari ATR/BPN mencatat, kini hanya tersisa 93 hektar lahan aktif. Untuk menjaga ketahanan pangan, Pemerintah Kota Cirebon menyiapkan langkah strategis dengan memperkuat kerja sama pasokan pangan dari luar daerah.
Penurunan lahan pertanian di Kota Cirebon cukup signifikan. Dari yang sebelumnya masih di atas 100 hektar, kini hanya tersisa 93 hektar lahan aktif. Bahkan, lahan sawah yang benar-benar dilindungi hanya 2,64 hektar dan sebagian ditanami cabai dan tanaman lain untuk mengendalikan inflasi.
Dengan luas lahan terbatas, produksi beras Kota Cirebon hanya sekitar 996 ton per tahun, jumlah yang sangat jauh dari kebutuhan masyarakat yang mencapai 22.082 ton per tahun dari 344 ribu jiwa. Artinya, 95 persen kebutuhan pangan masih bergantung dari luar daerah.
Baca Juga:Polres Kuningan Usut Video Asusila – VideoDPRD Jabar Matangkan Kembali CDPOB Cirebon Timur – Video
Untuk mengantisipasi kerawanan pangan, Pemkot Cirebon menyiapkan perjanjian kerja sama dengan sejumlah daerah pemasok. Indramayu diproyeksikan sebagai pemasok utama beras, sementara kebutuhan telur akan dipasok dari Blitar dan Kuningan.
Selain itu, kelompok tani di Cirebon juga mulai bekerja sama dengan petani Indramayu untuk mengembangkan budidaya padi semi organik. Meski begitu, tantangan tetap ada karena sebagian besar lahan produktif lambat laun dialihfungsikan menjadi perumahan.