Rabiot Jadi Raja Baru di Lini Tengah Milan, Duet Maut Dengan Modric 

Adrien Rabiot
Adrien Rabiot jadi raja baru lini tengah AC Milan Foto : Adrien Rabiot
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Ada anggapan bahwa seorang pemain butuh waktu untuk beradaptasi, mengenal rekan setim, memahami taktik, bahkan meraba-raba bahasa tubuh pelatih. Adrien Rabiot? Ah, buang jauh teori textbook itu. Baru mendarat di Milan, ia langsung bertingkah seolah sudah sepuluh tahun jadi jantung permainan Rossoneri.

Dan siapa pun yang berasumsi Massimiliano Allegri akan sedikit menyayangi lutut Rabiot dengan mengistirahatkannya, jelas belum benar-benar mengenal pria botak penuh misteri itu. Nyatanya, Allegri membiarkan sang gelandang asal Prancis bermain penuh 90 menit dalam kemenangan 3-0 atas Lecce. Padahal, Milan sudah unggul tiga gol, lawan tinggal bermain dengan sepuluh orang, dan para suporter sudah setengah menguap menunggu peluit panjang.

Keputusan Allegri bukan sekadar strategi, tapi pernyataan. “Ini anak emas saya, jangan coba-coba ganggu.” Di Juventus, Allegri sudah paham benar cara menggarap potensi Rabiot, yang kadang dianggap malas, kadang disebut jenius. Kini, di Milan, chemistry itu tinggal dipindahkan begitu saja.

Baca Juga:Pengganti Stadion San Siro Senilai 1 Miliar Euro, AC Milan dan Inter Milan Pilih Arsitek Old TraffordGimenez, Nkunku, Pulisic Bersinar, AC Milan Berhasil Taklukkan Lecce

Menurut laporan MilanNews, keputusan Allegri mempertahankan Rabiot hingga akhir pertandingan menunjukkan satu hal: ini bukan sekadar soal menit bermain, tapi tentang status. Rabiot sudah dilabeli sebagai pemain tak tergantikan. Sejak peluit pertama debutnya, dia langsung jadi pusat gravitasi Milan.

Tidak ada masa percobaan, tidak ada fase adaptasi yang biasanya jadi alasan klise pelatih ketika pemain baru tampil angin-anginan. Rabiot justru hadir seperti badai. Tiga laga pertama cukup membuktikan: tenaga, visi, etos kerja, dan mental juara sudah dibawa dalam satu paket.

Sialnya bagi para rival Serie A, Milan kini memiliki lini tengah yang tiba-tiba berubah dari keropos menjadi baja. Dan, ya, sebagian besar “kesalahan” ini karena Rabiot.

Kalau Fabio Capello sampai buka mulut, itu artinya ada sesuatu yang spesial. Pria yang sudah melihat ribuan talenta sepanjang kariernya tidak pernah murah hati dengan kata-kata. Tapi untuk Rabiot, Capello tidak ragu menyebutnya sebagai rekrutan paling krusial Milan.

Bagi Capello, cara Rabiot langsung menyatu dengan Milan adalah pertanda besar. Ia tidak butuh peta, tidak perlu kompas, apalagi Google Translate. Begitu masuk ruang ganti, ia langsung paham cara kerja mesin merah-hitam itu.

0 Komentar