RADARCIREBON.TV – Pekan ini seolah menjadi pekan duka dunia sepak bola. Tim-tim besar yang biasanya gagah dengan reputasi dan bujet fantastis, mendadak tampil seperti tim medioker. Dari Liga Indonesia sampai Eropa, kejutan demi kejutan datang bertubi-tubi. Para raksasa jatuh, sementara tim-tim kecil justru bersinar bak pahlawan tanpa nama.
Dimulai dari tanah air. Persib Bandung, tim yang mengaku bertabur bintang dan sok percaya diri bisa bersaing di papan atas, justru tumbang di tangan Persita Tangerang. Skor 2-1 mungkin tidak terlalu mencolok di papan skor, tetapi jika melihat materi tim, hasil ini jelas tamparan keras. Persita yang lebih sering disebut tim papan bawah, mendadak tampil penuh determinasi. Mereka seperti tahu benar bagaimana membuat Persib kelimpungan. Ironisnya, para pemain mahal Persib justru tampak kebingungan menghadapi semangat juang anak-anak Persita. Hasil ini menegaskan bahwa uang bukan jaminan kemenangan. Jika hanya mengandalkan nama besar, jangan salahkan bila akhirnya pulang dengan kepala tertunduk.
Namun drama terbesar pekan ini jelas datang dari Spanyol. Real Madrid, tim yang diklaim sedang berada di era emas bersama Xabi Alonso, ternyata berubah menjadi bulan-bulanan dalam derby Madrid. Skor 5-2 untuk Atletico seolah-olah Diego Simeone ingin memberi kuliah gratis pada Xabi: sepak bola bukan hanya soal gaya indah, tapi juga soal keberanian menekel keras, duel udara, dan tentu saja memanfaatkan peluang. “Xabi Ball” yang digadang-gadang sebagai racikan modern, malam itu hanya jadi bahan tertawaan. Para pemain Madrid berlarian tanpa arah, pertahanan bocor di segala sisi, sementara Atletico tampak seperti singa lapar yang siap menerkam kapan saja. Tujuh gol di satu laga derby, dengan Madrid sebagai pihak yang dipermalukan, adalah tontonan yang membuat fans Los Blancos mungkin memilih mematikan televisi lebih cepat.
Baca Juga:FT : Manchester City Vs Burnley 5-1, Maxime Esteve Cetak Dua Gol Ke Gawang SendiriFT : Crystal Palace Vs Liverpool 2-1, Liverpool Dua Kali Dikalahkan Crystal Palace
Tak kalah memilukan, Manchester United kembali menunjukkan kualitas “tim eksperimen.” Kali ini Brentford, tim yang konon hanya punya stadion sekelas arena lokal, sukses mempermalukan Setan Merah dengan skor 3-1. Dua gol cepat di menit 8 dan 20 seolah memperlihatkan betapa rapuhnya pertahanan United. Benjamin Sesko memang sempat memberi sedikit harapan dengan golnya, tetapi itu hanya sekadar penghibur. Faktanya, Brentford lebih tajam, lebih disiplin, dan lebih lapar. United terlihat seperti klub yang kehilangan identitas. Mau main ofensif? Tidak bisa. Mau bertahan rapat? Tidak mampu. Hasilnya? Pecundang abadi yang semakin jauh dari papan atas.