Hasil ini juga memberi pesan tegas: dominasi statistik tidak selalu berbanding lurus dengan kemenangan. Liverpool memang bisa menekan, bisa menguasai, tapi Crystal Palace lebih tahu bagaimana mengelola momen. Efisiensi serangan, disiplin bertahan, dan determinasi hingga menit akhir menjadi kunci.
Slot tentu punya pekerjaan rumah besar. Jika kelemahan lini belakang tak segera diperbaiki, posisi Liverpool di puncak bisa sewaktu-waktu digeser. Sebab, lawan-lawannya kini tahu persis bahwa The Reds bukanlah tim yang tak tersentuh. Crystal Palace sudah membuktikannya, dua kali dalam waktu singkat.
Kini, pertanyaan yang mengemuka: apakah kekalahan ini sekadar tersandung sesaat, atau isyarat awal bahwa Liverpool musim ini rapuh di momen-momen krusial?