RADARCIREBON.TV – Sebuah cahaya terang melintas cepat di langit timur Cirebon pada Minggu (5/10/2025) petang, sekitar pukul 18.30 WIB. Fenomena yang disertai suara gemuruh itu sempat membuat warga di beberapa kecamatan panik.
Banyak yang mengira benda bercahaya itu adalah meteor yang jatuh ke bumi, namun para ahli belum mau berspekulasi lebih jauh.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, bola api itu terlihat meluncur dari arah barat ke timur, meninggalkan jejak cahaya oranye di langit yang kala itu cerah. Beberapa detik kemudian terdengar suara menggelegar, seperti ledakan jarak jauh. Rekaman video amatir warga pun langsung beredar di media sosial, menimbulkan berbagai spekulasi mulai dari meteor jatuh hingga dugaan benda luar angkasa yang terbakar di atmosfer.
Baca Juga:BMKG : Keantariksaan Kewenangan LAPAN, Dugaan Meteor Masih DitelusuriJatuh dari Langit, Dijual Rp26 Miliar! Batu Meteor Bisa Lebih Mahal dari Rumah Mewah ataupun Emas
Pihak BMKG Stasiun Jatiwangi menyebut, berdasarkan pantauan citra satelit cuaca, tidak ditemukan adanya aktivitas petir atau awan konvektif di wilayah Cirebon saat kejadian. Artinya, dentuman yang terdengar bukan disebabkan oleh fenomena meteorologi seperti sambaran petir. “Kami belum bisa memastikan fenomena apa yang terjadi, namun dari sisi cuaca, kondisi langit saat itu relatif cerah,” kata seorang pejabat BMKG.
BMKG juga menambahkan, suara ledakan seperti yang didengar warga bisa dipicu oleh berbagai hal, termasuk gempa dangkal, longsor, hingga aktivitas benda langit. Namun karena peristiwa ini terjadi di atmosfer atas, lembaga tersebut menyerahkan analisis lebih lanjut kepada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang membidangi urusan antariksa.
Menurut sejumlah pihak, benda jatuh dari langit seperti yang terlihat di Cirebon bisa berasal dari dua kemungkinan besar: meteor alami atau sampah antariksa (space debris).
Meteor terjadi ketika batuan kosmik kecil dari luar angkasa memasuki atmosfer Bumi dan terbakar akibat gesekan udara, menghasilkan cahaya terang yang disebut “bola api” atau fireball. Sementara itu, sampah antariksa adalah sisa benda buatan manusia, seperti bagian satelit, roket, atau panel logam dari wahana luar angkasa yang sudah tidak berfungsi.
Perbedaan keduanya bisa dilihat dari lintasan, warna cahaya, serta waktu terbakar di udara. Sampah antariksa biasanya bergerak lebih lambat dan menyala lebih lama dibanding meteor alami berdasarkan beberapa referensi di internet.