RADARCIREBON.TV – Untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan terakhir, Ruben Amorim bisa tersenyum meski hanya seujung bibir. Setelah dibantai sana-sini dan diseret dalam badai kritik, pelatih asal Portugal itu akhirnya punya sedikit alasan untuk bernafas lega. Manchester United menang. Bukan kemenangan spektakuler, tapi cukup untuk membuat kursinya tetap hangat, belum dingin.
Di hadapan publik Old Trafford yang mulai kehilangan sabar, Setan Merah tampil dengan wajah yang sedikit lebih meyakinkan saat menjamu Sunderland. Amorim yang belakangan seperti menanggung seluruh beban sejarah klub, kali ini menemukan secercah cahaya lewat kaki Mason Mount dan Benjamin Šeško.
Mount membuka pesta kecil itu di menit ke-8, setelah memanfaatkan kelengahan lini belakang lawan dengan penyelesaian yang rapi sesuatu yang jarang terlihat dalam skuad Amorim musim ini. Dua puluh tiga menit berselang, giliran Šeško menggandakan keunggulan yang memaksa kiper Sunderland terdiam. Old Trafford bersorak, meski mungkin lebih karena rasa lega ketimbang kegembiraan.
Baca Juga:Manchester United Lolos Masuk ke 16 Besar Liga Europa 2025Amorim Terancam Out, Roy Keane Disarankan Jadi Manajer Baru Manchester United
Skor 2-0 bertahan hingga peluit akhir. Tidak ada drama tambahan, tidak ada gol kebobolan di menit-menit bodoh seperti biasanya. Amorim menatap ke lapangan dengan wajah datar antara lega dan sadar bahwa ini belum apa-apa. Ia tahu, satu kemenangan tak cukup untuk menghapus tiga kekalahan di Premier League: dihajar Arsenal, dipermalukan Manchester City, dan dicukur Brentford. Belum lagi noda memalukan di EFL Cup, saat United disingkirkan tim Divisi 4, Grimsby Town hasil yang membuat seluruh Inggris tertawa getir.
Namun malam ini, Ruben Amorim selamat. Ia berhasil menunda bencana, setidaknya sampai laga berikutnya. Kursinya masih bergoyang, tapi belum terbalik. Dalam dunia Manchester United yang kejam dan penuh tekanan, satu kemenangan kecil bisa terasa seperti napas terakhir sebelum badai berikutnya datang menghantam.
Untuk sekarang, Ruben boleh tersenyum. Tapi siapa tahu, minggu depan senyum itu berubah jadi salam perpisahan.
Di luar lapangan, tekanan juga datang dari ruang ganti. Sejumlah pemain kabarnya mulai kehilangan kepercayaan terhadap metode latihan sang pelatih yang dianggap terlalu kaku dan tidak sesuai dengan gaya Premier League. Beberapa bintang muda bahkan dikabarkan frustrasi karena jarang diberi kesempatan tampil.