Statisitik Pelatih Patrick Kluivert untuk Timnas Indonesia: Berhasil atau Gagal?

Timnas Indonesia
Patrick Kluivert (Dok. PSSI)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Fakta bahwa statistik dan analisis yang dibuat oleh pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert sangat buruk harus diakui. Gagal membawa skuad Garuda ke Piala Dunia 2026 adalah kegagalan yang tidak dapat dibantah oleh Kluivert dan pendukungnya.

Pada 8 Januari 2025, PSSI menunjuk Patrick Kluivert untuk menggantikan Shin Tae-yong. Erick Thohir dan eksekutif PSSI mungkin menolak untuk membebani Kluivert dengan tujuan untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Namun, bagi pendukung, kehadiran pelatih baru menunjukkan bahwa mereka perlu meningkatkan kinerja untuk mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2026.

Sayangnya, impian itu gagal terwujud ketika Indonesia kalah terus-menerus dari Arab Saudi dan Irak di ronde keempat. Kekalahan ini membuat para pemain dan pendukung Indonesia menangis karena mereka menandakan bahwa Indonesia tidak akan berpartisipasi di Piala Dunia 2026.

Lantas, bagaimana statistik Patrick Kluivert sejak melatih Timnas Indonesia?

Baca Juga:Kumpulan 20 Prompt Gemini AI Foto Prewedding dengan Pakaian Adat Khas di Setiap DaerahLagi Tren! Prompt Gemini AI Foto Sendiri di Troli Belanjaan dengan Hasil Keren dan Estetik

Statistik Patrick Kluivert: Sering Kalah & Minim Gol

Statistik PatrickKluivert memang tidak begitu bagus. Selain dari hasil akhir berupa kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026, statistik permainan Indonesia dianggap tidak bagus jika melihat jumlah kemenangan maupun jumlah gol.

Sebagaimana dilaporkan oleh laman resmi AFC, Kluivert menjadi kapten tim Indonesia dalam enam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ada empat pertandingan di ronde ketiga menghadapi Australia (di kandang), Bahrain (di kandang), Cina (di kandang), dan Jepang (di kandang). Di ronde keempat, Arab Saudi dan Irak juga bermain.

Hasilnya, tim Indonesia yang dilatih oleh Patrick Kluivert hanya memenangkan dua pertandingan di kandang sendiri, dan empat pertandingan lainnya selesai dengan kekalahan, masing-masing dua pertandingan di kandang lawan dan dua pertandingan di tempat netral.

Kekalahan memang tidak bisa dihindarkan ketika tim sangat sulit mencetak gol dan di sisi lain mudah kebobolan. Faktanya adalah dari enam laga itu Indonesia hanya bisa mencetak lima gol atau rata-rata 0,8 gol per laga.

Lebih buruk lagi karena tiga dari lima gol itu lahir dari tendangan penalti. Masing-masing melalui eksekusi Ole Romeny (menang 1-0 lawan Cina) dan dua gol penalti Kevin Diks (kalah 2-3 lawan Arab Saudi).

0 Komentar