Akibatnya, anak asuh Kluivert dapat dikatakan bermain dengan cukup disiplin. Mereka hanya menerima dua belas kartu kuning dan dua kartu merah. Thom Haye dan Shayne Pattynama menerima kartu merah karena melakukan protes usai pertandingan melawan Irak, tetapi tidak diberikan saat pertandingan berlangsung.
Indonesia juga sempat bermain di dua laga uji coba di FIFA Matchday bulan September 2025 sejak dilatih Kluivert. Hasilnya adalah menang dari Cina Taipei 6-0 dan imbang 0-0 dengan Lebanon. Skor melawan Cina Taipei sangat bagus, tetapi kualitasnya masih jauh di bawah Indonesia.
Selama menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia hanya dilatih oleh Kluivert dan Shin Tae-yong. Sayangnya laman resmi AFC tidak merekam secara lengkap statistik Indonesia di ronde 1 dan ronde 2 saat bersama Shin Tae-yong.
Baca Juga:Kumpulan 20 Prompt Gemini AI Foto Prewedding dengan Pakaian Adat Khas di Setiap DaerahLagi Tren! Prompt Gemini AI Foto Sendiri di Troli Belanjaan dengan Hasil Keren dan Estetik
Namun dari statistik yang dapat dilihat secara mudah, ada beberapa aspek saat strategi Shin lebih bagus dari Kluivert. Misalnya saja dari jumlah gol maupun jumlah kebobolan.
Shin Tae-yong memimpin Indonesia di 14 laga WCQ 2026 mulai melawan Brunei di ronde 1 hingga kontra Arab Saudi di ronde 3. Hasilnya, Indonesia meraih hasil enam kemenangan, empat imbang, dan empat kekalahan.
Indonesia asuhan Shin juga mampu mencetak 26 gol atau rata-rata 1,9 gol per laga. Di sisi lain gawang Timnas Indonesia hanya kebobolan 17 gol atau 1,2 gol per laga.
Tentunya ada anggapan bahwa lawan yang dihadapi lebih mudah seperti Brunei dan Filipina. Namun jika membandingkan rata-rata gol per laga, statistik Indonesia asuhan Shin Tae-yong masih lebih bagus daripada Indonesia asuhan Kluivert.
Saat masih bersama Shin Tae-yong, Indonesia juga meraih hasil bagus melawan tim besar. Misalnya saja mengalahkan Arab Saudi 2-0 serta dua kali meraih hasil imbang lawan Arab Saudi dan Australia.
Ketika kalah 0-4 melawan Jepang, Indonesia juga masih bisa melepaskan delapan tembakan dengan tiga di antaranya menjadi shots on target. Jauh berbeda dengan tim asuhan Kluivert yang sama sekali tidak bisa melepaskan tembakan ke gawang Jepang saat kalah 6-0.
Lantas dengan statistik seperti itu apakah Kluivert masih pantas dipertahankan PSSI? Atau apakah Kluivert masih punya rasa percaya diri untuk tidak melayangkan surat pengunduran diri?