“Edit foto saya pakai tank top warna putih dengan pencahayaan lembut dan gaya santai.”
Dalam hitungan detik, AI akan menghasilkan foto realistis dengan hasil yang terlihat alami. Bagi sebagian orang, ini bukan soal manipulasi, melainkan sarana eksperimen visual dan peningkatan kepercayaan diri.
“Awalnya cuma coba-coba, tapi ternyata hasilnya bagus banget. Aku jadi bisa lihat gimana kalau aku pakai tank top tanpa merasa malu,” kata Dea (25 tahun), pegawai kantoran yang aktif di Instagram. “Lucunya, setelah lihat hasil edit, aku malah termotivasi buat lebih merawat kulit dan mulai percaya diri tampil apa adanya.”
•Fenomena Baru di Dunia Digital: Self-Image Therapy
Baca Juga:Nggak Punya Waktu Liburan? Warganet Ramai Edit Foto Naik Kuda Pakai Gemini AITakut Warnain Rambut Karena Masih Sekolah? Kini Bisa Edit dengan Gemini AI!
Psikolog digital, Dr. Rini Astuti, menilai tren ini sebagai bentuk self-image therapy digital, cara baru bagi generasi muda untuk menyesuaikan diri dengan idealisasi tubuh di media sosial, tanpa harus melakukan tindakan ekstrem seperti operasi atau pemutihan kulit.
“AI seperti Gemini memberi ruang bagi orang untuk ‘melihat kemungkinan diri terbaiknya’. Selama disadari bahwa ini bukan realita mutlak, hasil edit bisa jadi pemicu positif,” jelasnya. “Namun tetap perlu diingat: percaya diri sejati datang dari penerimaan diri, bukan sekadar hasil visual.”
Meski demikian, Dr. Rini mengingatkan agar tren ini tidak disalahgunakan untuk menipu publik atau menciptakan standar tubuh palsu. Ia menekankan pentingnya transparansi, misalnya dengan memberi tagar #AIGenerated atau #AIEdit agar penonton tahu konteksnya.
•Kreativitas, Bukan Sekadar Estetika
Di sisi lain, komunitas kreator digital justru melihat potensi besar dari tren ini. Beberapa editor foto mulai membuka jasa “AI Outfit Makeover”, di mana klien bisa meminta foto mereka diedit dengan gaya busana tertentu tanpa harus difoto ulang.
“Sekarang banyak yang minta foto versi tank top atau summer outfit, padahal aslinya mereka pakai sweater,” ungkap Yudha, editor foto berbasis AI di Surabaya. “Tujuannya bukan buat menipu, tapi buat ekspresi diri. Mereka cuma pengin lihat versi lain dari dirinya.”