Bus Rapid Transit atau BRT Cirebon telah lima tahun beroperasi sebagai layanan transportasi publik di Kota Udang. Dengan tiga armada yang beroperasi hingga wilayah selatan, layanan TransKirbon terus menjadi pilihan warga untuk mobilitas harian dengan tarif yang terjangkau.
Bus Rapid Transit atau BRT Cirebon telah lima tahun beroperasi sebagai layanan transportasi publik di Kota Udang. Sejak diresmikan lima tahun lalu, BRT Cirebon menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Cirebon dalam menata transportasi publik yang lebih nyaman dan ramah lingkungan.
Saat ini, tiga armada bus beroperasi setiap hari mulai pukul enam pagi hingga enam sore. Layanan tersebut menjangkau 45 titik pemberhentian, dengan rute utama menuju wilayah selatan kota, termasuk kawasan Kopiluhur dan Argasunya.
Baca Juga:Fasilitas Air Bersih Untuk Masyarakat Pesisir – VideoWarga Desa Playangan Bongkar Bangli Secara Mandiri – Video
Secara pengamatan lapangan, layanan Trans Cirebon masih terbilang sepi, bahkan hanya segelintir penumpang yang naik dari pusat kota. Hal ini dibenarkan oleh petugas layanan bus, Hamimah.
Ia mengatakan hanya hari tertentu saja adanya keramaian di BRT. Kemudian, penumpang justru didominasi dari wilayah selatan Kota Cirebon, yakni Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya.
Kendati cenderung sepi, tarif yang terjangkau membuat BRT Trans Cirebon masih menjadi pilihan utama bagi pelajar dan masyarakat yang beraktivitas di dalam kota. Penumpang hanya dikenakan tarif 5 ribu untuk umum dan 3 ribu lima ratus untuk mahasiswa dan pelajar.
Meski baru mengandalkan tiga armada, TransKirbon dinilai cukup efektif menunjang aktivitas warga. Ke depan, Pemerintah Kota Cirebon diharapkan dapat menambah jumlah armada dan memperluas rute agar pelayanan BRT semakin merata di seluruh wilayah kota.