RADARCIREBON,TV – Dalam kajian mengenai hasil akhir Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, sosok yang selalu mendapat pujian adalah Joey Pelupessy. Pemain tengah berusia 32 tahun ini memiliki peran krusial dalam menjaga keteraturan permainan tim Garuda yang dilatih oleh Patrick Kluivert. Meskipun ia tidak selalu membuat gol atau memberikan assist, kontribusinya dalam mengendalikan ritme dan kestabilan permainan membuatnya sangat berharga di lini tengah.
Sebagai pemain berpengalaman yang berasal dari Eropa, Pelupessy membawa budaya profesionalisme yang tinggi ke tim Garuda. Dia dikenal sebagai gelandang yang giat bekerja, lebih mementingkan efektivitas dibandingkan dengan gaya bermain yang berlebihan. Dalam dua pertandingan penting melawan Arab Saudi dan Irak, Pelupessy menunjukkan kedisiplinan dalam perannya sebagai pemain penghubung, memastikan transisi bola dari pertahanan ke serangan berlangsung cepat tanpa kehilangan tempo.
Saat menghadapi Arab Saudi, Pelupessy tidak terlihat menonjol di mata publik. Namun, data menunjukkan bahwa ia adalah pemain dengan intersep terbanyak dan memiliki tingkat akurasi passing tertinggi kedua di tim. Kehadirannya membantu menjaga lini belakang tetap tenang di tengah tekanan dari serangan lawan. Ia juga merupakan pemain pertama yang memberikan tekanan kepada lawan saat Indonesia kehilangan penguasaan bola, yang menunjukkan betapa vitalnya kontribusinya dalam sistem pertahanan transisi cepat yang diterapkan oleh Kluivert.
Baca Juga:Joey Pelupessy dan Ivar Jenner Kompak Cetak Gol di EropaPelatih Baru Timnas Indonesia Hadapi Tantangan Berat Usai Era Patrick Kluivert
Performa Pelupessy semakin bersinar saat melawan Irak. Bersama Calvin Verdonk dan Thom Haye, ia mampu menciptakan keseimbangan antara elemen defensif dan ofensif. Kerjasama ketiga pemain ini membuat aliran bola tim Indonesia menjadi lebih dinamis. Pelupessy sering bertindak sebagai pengatur tempo, memastikan rekan-rekannya tetap terorganisir dan formasi tetap padat saat membangun serangan.
Pelatih Patrick Kluivert menyebut Joey sebagai “penggerak strategi” Timnas. “Meski ia tidak mencetak gol, hampir setiap serangan dimulai dari dirinya. Dia memahami kapan harus menguasai bola dan kapan harus melepaskannya. Itu adalah sebuah kelebihan yang sangat langka,” ungkap Kluivert dalam konferensi pers setelah pertandingan di Jeddah.
Walaupun usianya sudah tidak muda lagi, Pelupessy menunjukkan kondisi fisik yang prima. Ia masih mampu bermain penuh selama 90 menit di dua pertandingan terakhir tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang berarti. Disiplin dalam menjaga pola makan dan kebugaran menjadi kunci utama dalam konsistensinya di dunia sepak bola profesional selama bertahun-tahun.