Saat Bambang Bertemu Pelajar : Mental Berani Itu Fondasi, Idealisme itu Tiangnya, Kemanusiaan Itu Atapnya

Bambang Mujiarto
Diskusi Bambang dengan para pelajar Foto : radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Demokrasi bukan sekadar istilah yang dipelajari dalam buku PPKn. Ia adalah napas kebebasan yang mengalir di dada setiap warga negara. Tapi sayangnya, kata demokrasi hari ini sering berhenti di bibir.

Banyak yang fasih bicara tentang “kebebasan berpendapat”, tapi begitu dihadapkan pada forum, tiba-tiba lidah kelu dan mental ciut.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Bambang Mujiarto, ST, menyentil hal itu dengan gaya blak-blakan dan nada sarkastik saat berbicara di hadapan para pelajar Jawa Barat dalam kegiatan Pendidikan Politik dan Demokrasi bersama DPRD Jawa Barat di Cirebon, Jumat (18/10). Ia menegaskan: “Jangan ngomong demokrasi kalau mentalmu belum berani.”tegas Bambang.

Baca Juga:Bambang Mujiarto: Petani Pahlawan Pangan, Sudah Selayaknya Hidup SejahteraDiskusi Dengan Petani, Ono Surono dan Bambang Mujiarto ST Turun Ke Sawah Sapa Petani, Tampung Aspirasi Petani

Ucapan itu langsung menohok, tapi justru disambut tepuk tangan. Bambang bukan sedang menggurui, melainkan menampar kesadaran generasi muda yang hari ini hidup di tengah kebebasan tapi kehilangan nyali.

“Menyampaikan pendapat di muka umum itu hak asasi kita. Itu melekat pada diri kita, dijamin oleh konstitusi. Tapi kebebasan itu bukan tanpa batas, karena hidup berbangsa harus tetap dalam bingkai Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.

Ia kemudian mengingatkan bahwa dasar negara Indonesia sudah sangat jelas: sila keempat Pancasila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.“Artinya,” lanjut Bambang, “sebaik-baik cara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah musyawarah dan mufakat. Demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Yang paling dasar mungkin voting, tapi yang paling tinggi adalah musyawarah.”

Menurut Bambang, demokrasi bukan hanya bicara, tapi tindakan. Dan tindakan itu lahir dari keberanian.“Sebelum berbicara soal demokrasi, yang harus dibangun adalah mental. Bersihkan mental kita. Harus berani. Karena berbicara demokrasi adalah hak, tapi kalau tidak punya mental berani, ya sama saja bohong,” katanya dengan nada setengah bercanda, setengah serius.

Ia mencontohkan siswa-siswi yang menjadi pengurus OSIS. “Kalian itu calon pemimpin. Tapi kalau berdiri di depan forum saja masih gemetar, bagaimana mau memimpin? Demokrasi itu tempat ide bertemu, tempat pikiran diuji. Jangan takut salah. Salah itu biasa. Yang penting berani tampil dulu.”

0 Komentar