RADARCIREBON.TV – Diskusi tentang kemungkinan kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk melatih Timnas Indonesia kembali mencuat setelah PSSI resmi mengakhiri kerjasama dengan Patrick Kluivert pada hari Kamis (16/10/2025). Meskipun banyak penggemar Tim Garuda yang berharap besar pada pelatih asal Korea Selatan ini, peluangnya untuk kembali membimbing Timnas dianggap masih minim dan dipenuhi berbagai rintangan.
Shin Tae-yong dikenal sebagai tokoh yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan sepak bola modern di Indonesia. Sejak diangkat pada awal tahun 2020, ia dinilai sukses mengangkat nama sejumlah pemain muda seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Pratama Arhan, dan Witan Sulaeman. Pendekatan kepemimpinannya yang disiplin dan tegas dianggap memberikan nuansa baru bagi Timnas Indonesia.
Meski telah mencatat prestasi dengan membawa Timnas U-23 mencapai semifinal Piala Asia 2024, kerjasama antara STY dan PSSI berakhir pada Januari 2025 setelah ia gagal memberikan trofi di beberapa turnamen besar, termasuk Piala AFF. Kini, setelah posisi pelatih utama kembali kosong, nama STY kembali ramai diperdebatkan di berbagai platform media sosial dan forum penggemar Timnas.
Baca Juga:Perintah Istana kepada PSSI: Segera Temukan Pelatih Baru untuk Timnas Indonesia Pengganti Patrick KluivertPerintah Istana kepada PSSI: Segera Temukan Pelatih Baru untuk Timnas Indonesia Pengganti Patrick Kluivert
Masyarakat menunjukkan minat yang tinggi terhadap isu ini. Banyak netizen berpendapat bahwa Shin Tae-yong masih merupakan pilihan terbaik untuk menangani Timnas Indonesia karena dinilai memahami karakter para pemain serta taktik permainan nasional. Tagar #KembalikanSTY bahkan sempat menjadi viral di media sosial usai pengumuman pemecatan Patrick Kluivert.
Namun demikian, sejumlah faktor dianggap menjadi hambatan besar bagi kembalinya pelatih asal Korea Selatan ini. Hubungan antara STY dan PSSI dikatakan sempat tidak harmonis menjelang akhir kontraknya, terutama akibat perbedaan pendapat mengenai program pengembangan jangka panjang dan pemilihan pemain yang dinaturalisasi. Selain itu, STY baru saja berpisah dengan klub Ulsan HD dan dilaporkan tengah mempertimbangkan beberapa tawaran dari klub-klub di Asia Timur lainnya.
Pengamat sepak bola tanah air, Ronny Pangemanan, menilai peluang kembalinya STY ke Indonesia tergolong rendah. Ia berpendapat bahwa akan sulit bagi PSSI untuk bekerja sama kembali dengan pelatih yang sebelumnya telah dilepas, baik alasan profesional maupun masalah gengsi organisasi.