RADARCIREBON TV – Barcelona nyaris mengalami pukulan telak musim ini. Klub raksasa asal Catalunya itu hampir dilarang tampil di ajang UEFA Champions League akibat dugaan pelanggaran aturan keuangan atau Financial Fair Play (FFP).
Hal ini diungkap langsung oleh Presiden Barcelona, Joan Laporta, dalam pernyataan resmi di hadapan para anggota klub.
Dalam rapat tersebut, Laporta menyebut UEFA sempat mempertimbangkan sanksi berat terhadap Barcelona, termasuk kemungkinan larangan bermain di Liga Champions musim 2024/2025.
Baca Juga:Pioli Ngamuk! Berikan Sindiran Keras, VAR Sekarang Bikin Pemain Gemar Akting, Bukan Lagi Main Bola!Timnas Indonesia Diremehkan Habis-habisan, Cuma 5% Peluang! Kluivert Bakar Semangat, Siap Bikin Kejutan Besar!
Sanksi itu berkaitan dengan investigasi atas neraca keuangan klub yang dianggap tidak sesuai dengan regulasi yang ditetapkan UEFA dalam dua musim terakhir.
“UEFA sempat menyatakan ingin menghukum kami dengan tidak mengizinkan Barcelona bermain di Liga Champions musim depan,” ujar Laporta, dikutip dari pertemuan internal klub.
Ancaman Denda Fantastis dan Diskualifikasi
Menurut informasi yang beredar, UEFA sempat menjatuhkan sanksi awal kepada Barcelona berupa denda sebesar 60 juta euro (sekitar Rp 1 triliun).
Namun, sanksi tersebut tak langsung dieksekusi karena pihak Barcelona mengajukan pembelaan melalui jalur resmi.
Tim hukum Barcelona menjelaskan bahwa status hukum klub sebagai entitas olahraga nirlaba (bukan perusahaan terbuka seperti klub-klub di Premier League) menjadi salah satu alasan utama ketidaksesuaian dalam laporan keuangan. Argumentasi tersebut akhirnya diterima oleh UEFA, dan sanksi pun direvisi.
Dari denda awal 60 juta euro, hanya 15 juta euro yang benar-benar harus dibayarkan oleh klub. Sisanya ditangguhkan, dengan catatan Barcelona tidak melakukan pelanggaran serupa dalam waktu dekat.
Kondisi keuangan Barcelona memang telah menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir. Setelah kepergian Lionel Messi pada 2021 yang juga dipicu oleh krisis finansial, klub masih berjuang untuk menyeimbangkan neraca mereka.
Baca Juga:Rodrygo Diserbu Tawaran Gila dari Klub Top Eropa, Tapi Pilih Tetap di Real Madrid: “Saya Tak Butuh Uang”!Barcelona vs PSG Liga Champions 2025: Head-to-Head, Lineup, dan Skor Akhir, Siapa Yang Akan Tumbang?
Untuk menutup defisit, manajemen Barcelona bahkan menjual sebagian hak siar dan aset komersial mereka dalam apa yang disebut “economic levers” atau tuas ekonomi. Strategi ini sempat menuai kritik, namun juga membantu klub bertahan secara operasional.
“Masalah keuangan kami memang kompleks. Kami bukan perusahaan, kami milik para anggota. Itulah yang membedakan kami,” tegas Laporta.