Pemerintah juga tampaknya memahami bahwa konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika tekanan dari luar negeri muncul dan harga-harga cenderung meningkat, BLT menjadi cara yang efisien untuk menjaga agar roda ekonomi tetap berjalan.
Pencairan bantuan sosial dalam skala besar ini diperkirakan akan segera mengalir ke pasar tradisional, warung, sektor informal, hingga industri ritel.
Dampak ekonominya mungkin akan terasa dalam hitungan minggu, bukan bulan. Meski dampak jangka pendeknya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, beberapa ekonom mengingatkan akan risiko ketergantungan.
Baca Juga:Bantuan BLT Tambahan Rp 900 Ribu Tahun 2025, Yuk Intip Jadwal dan Cek PenerimanyaPresiden Prabowo Memberi Arahan Atas Kerugian Negara Sebesar Rp13,25 Triliun Kini Berhasil Dikembalikan
Tanpa adanya program yang memperkuat ekonomi produktif, BLT hanya akan menjadi “oksigen sementara. “Jika tidak berhati-hati, dampaknya akan hanya bersifat sementara. Bantuan sosial seharusnya menjadi penghubung, bukan alat yang menumbuhkan ketergantungan,” kata seorang ahli kebijakan publik.
BLT tambahan ini bukan hanya tentang pemindahan uang, tetapi juga langkah strategis pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan perekonomian global. Dengan ini arahan Presiden Prabowo dapat menjadi perubahan besar, asalkan pelaksanaannya cepat, transparan dan tepat sasaran.