Ketergantungan pada Haaland, Masalah atau Solusi?
Meski kembali ke puncak, muncul pertanyaan besar: apakah City terlalu bergantung pada Haaland? Dari total 17 gol City musim ini, 11 di antaranya dicetak oleh sang penyerang. Artinya, kontribusi gol dari pemain lain masih minim.
Fenomena ini mengingatkan pada era “Messidependencia” di Barcelona, di mana Lionel Messi menjadi pusat segalanya namun tetap membawa timnya menjuarai banyak trofi. Begitu juga dengan Haaland — jika produktivitasnya terus terjaga, City berpotensi mengulang kesuksesan besar.
Namun, Guardiola menyadari keterpaduan ini bukanlah hal ideal. Ia menekankan pentingnya kontribusi dari lini kedua. “Kami tak bisa hanya mengandalkan Erling. Para winger dan gelandang serang juga harus berani mengambil tanggung jawab. Di level ini, peluang harus bisa mengkonversi menjadi gol,” tegasnya.
Optimisme Pep Guardiola
Baca Juga:Tyronne del Pino Samai Gustavo Almeida di Daftar Top Skor Liga 1, Persib Makin Dekat ke Gelar JuaraPersebaya Siap Bangkit Usai Ditaklukkan Persija, Eduardo Perez: Kami Sudah Belajar dari Kesalahan!
Meski begitu, Guardiola tetap optimistis produktivitas timnya akan meningkat seiring berjalannya musim. Ia percaya statistik yang timpang ini akan menyeimbangkan diri, seperti yang terjadi di musim lalu ketika Foden menutup musim dengan 10 gol di semua kompetisi.
Selain itu, kembalinya Omar Marmoush dan Rayan Cherki dari cedera juga memberi opsi tambahan di lini depan. Kedua pemain tersebut dikenal memiliki gol yang tinggi dan bisa menjadi alternatif untuk mengurangi beban di bahu Haaland.
Untuk saat ini, ketergantungan Manchester City terhadap Haaland justru menjadi kekuatan utama mereka. Selama sang bomber Norwegia terus produktif dan tim mampu menjaga keseimbangan permainan, fenomena “Haalandependencia” tampaknya bukan masalah, melainkan sebuah berkah yang mengantarkan City kembali menuju supremasi Premier League.
