Stabilitas Moneter di Tengah Gejolak Global: BI-Rate Tetap 4,75%
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate pada level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap tingginya ketidakpastian kondisi global, sekaligus untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik. Kebijakan moneter yang prudent dan terukur ini bertujuan mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah agar tetap bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi yang ada. Stabilitas ini dianggap krusial untuk menjaga prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 agar tetap berada dalam sasaran yang ditetapkan, yaitu di kisaran 2,5% ±1%. Keputusan untuk tidak menaikkan atau menurunkan suku bunga ini mengindikasikan bahwa BI melihat keseimbangan risiko antara inflasi dan pertumbuhan masih terjaga dengan baik.
BI juga memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah melalui kebijakan makroprudensial untuk mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan. Harapannya adalah kebijakan ini dapat meningkatkan likuiditas dan memacu pertumbuhan kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Upaya akselerasi ini fokus pada sektor-sektor produktif yang memiliki daya dorong tinggi terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekspor non-migas. Infrastruktur pembayaran digital juga terus diperkuat untuk menopang efisiensi transaksi ekonomi. Perluasan akseptasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan pengembangan open banking menjadi prioritas dalam kebijakan sistem pembayaran, memastikan sektor ini turut andil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Fokus Bank Indonesia saat ini adalah mengelola ekspektasi pasar dan masyarakat agar tetap optimis terhadap prospek ekonomi domestik. Meskipun tekanan inflasi dari sisi global mulai mereda, risiko eksternal seperti fluktuasi harga komoditas global dan kebijakan moneter negara maju masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, BI menegaskan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter yang telah ditempuh. Koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan dan lembaga terkait lainnya juga ditingkatkan untuk memastikan kebijakan fiskal dan moneter berjalan harmonis dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan. Kebijakan ini memperlihatkan komitmen kuat otoritas moneter untuk menavigasi ekonomi nasional melalui kompleksitas tantangan global, memastikan landasan ekonomi tetap kokoh dan stabil di tengah dinamika yang cepat berubah. Langkah hati-hati ini adalah fondasi penting untuk menjaga daya tahan ekonomi Indonesia agar mampu mencapai target pertumbuhan yang lebih berkualitas di masa mendatang.
