Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Cirebon menggelar pemutaran dua film nasional bernuansa ideologis, yakni Soekarno dan Imam Bukhori. Acara yang dihadiri langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, ini menjadi ajang refleksi politik dan keimanan bagi para kader di tingkat daerah.
Pemutaran film Soekarno dan Imam Bukhori yang berlangsung di Pendopo Bupati Cirebon, dihadiri sejumlah tokoh nasional PDI Perjuangan. Di antaranya: Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto; Ketua DPP Bidang Pariwisata, Wiryanti Sukamdani; Ketua DPP Bidang Kelautan dan Perikanan, Prof. Rokhmin Dahuri; Ketua DPP Bidang Kesehatan, Ribka Tjiptaning; serta Tri Rismaharini sebagai Ketua DPP Bidang Penanggulangan Bencana.
Menurut Prof. Rokhmin Dahuri, kehadiran mereka menunjukkan pentingnya Cirebon dalam peta politik PDIP di Jawa Barat. Film Soekarno menjadi pengingat bagaimana Proklamator Kemerdekaan mendirikan negara berdasarkan nilai persatuan dan keadilan sosial.
Baca Juga:Woodland Tawarkan Wisata Alam & Petualangan Dalam Satu Tempat – VideoPemkab Cirebon Harus Siapkan Alokasi Anggaran Untuk CPDOB – Video
Sedangkan film Imam Bukhori menggambarkan perjalanan rohani Bung Karno dalam menemukan makam ulama besar penyusun Hadis Sahih yang mengajarkan keimanan dan kejujuran. Melalui dua film tersebut, DPC PDI-P Kabupaten Cirebon ingin menyatukan spirit kebangsaan dan religiusitas dalam kaderisasi politik.
Di tingkat lokal, kegiatan ini juga dipandang sebagai momen konsolidasi internal DPC PDI-P Kabupaten Cirebon yang dipimpin Imron. Dengan kehadiran tokoh-tokoh nasional, DPC PDI-P Kabupaten Cirebon menegaskan komitmen untuk memperkuat struktur partai hingga tingkat akar rumput. Cirebon sendiri dikenal sebagai daerah dengan basis religius yang kuat.
Karena itu, penyelenggaraan film religius seperti Imam Bukhori dinilai sebagai strategi politik kultural untuk menjembatani aspirasi Islam dan nasionalisme dalam satu nafas kebangsaan.
Bagi PDI-P, penguatan ideologi bukan sekadar ceramah politik atau rapat partai, tetapi melalui ruang seni, budaya, dan religiusitas yang mampu menyentuh hati rakyat. Sebuah pesan yang digarisbesarkan dalam setiap agenda menjelang pematangan strategi politik 2029.