RADARCIREBON.TV – Situasi gawat tengah menyelimuti skuad Persijap Jepara di kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional, BRI Super League 2025/2026. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini baru saja menelan kekalahan keempat mereka secara beruntun, sebuah tren negatif yang membuat mereka terperosok semakin dalam di papan bawah klasemen dan hanya terpaut dua poin dari zona degradasi.
Kekalahan terbaru Persijap terjadi saat melawat ke markas Bhayangkara Presisi Indonesia FC di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, di mana mereka dipaksa menyerah dengan skor 0-2.
Pelatih kepala Persijap, Mario Lemos, secara terbuka mengakui bahwa rentetan hasil buruk ini bukan hanya masalah taktik, tetapi telah berakar pada masalah yang lebih fundamental: krisis kepercayaan diri di kalangan pemainnya.
Efek “Gol Cepat” yang Membunuh Strategi
Baca Juga:F1 GP Meksiko 2025: Papaya Power! Lando Norris Menang Telak dan Kudeta Piastri dari Puncak KlasemenRekap Liga Inggris: MU Bantai Brighton 4-2, Liverpool Tumbang di Kandang Brentford!
Lemos, juru taktik asal Portugal, secara spesifik menyoroti momen-momen awal pertandingan yang seringkali menjadi bumerang. Dalam laga melawan Bhayangkara, Persijap langsung kebobolan pada menit ketiga melalui sundulan Ginanjar Wahyu, yang merupakan peluang pertama lawan.
“Gol cepat inilah yang membunuh strategi kami karena harus kebobolan pada menit-menit awal pertandingan,” ujar Mario Lemos.
Gol yang tercipta saat laga baru berjalan dua menit tersebut diakui Lemos telah merusak seluruh perencanaan dan mentalitas timnya. Meskipun Lemos mencoba melakukan perubahan formasi, termasuk memasukkan dua penyerang tambahan, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Strategi yang berantakan diperparah dengan kesalahan di lini belakang yang berujung pada hukuman penalti, yang kemudian sukses dieksekusi oleh Ilija Spasojevic (menit ke-81) untuk menggandakan keunggulan The Guardian.
Minim Pengalaman Jadi Faktor Utama
Lemos menduga bahwa faktor utama di balik krisis mental ini adalah minimnya pengalaman skuadnya di level kompetisi tertinggi, mengingat Persijap berstatus sebagai tim promosi. Ia membandingkan anak asuhnya dengan Bhayangkara FC yang memiliki banyak pemain berpengalaman.
Kondisi tersebut membuat Persijap kesulitan merespons kecepatan dan tekanan lawan. Rasa tertekan untuk segera mencetak gol setelah kebobolan cepat juga turut memengaruhi keputusan dan kinerja pemain di lapangan.
Rangkaian kekalahan yang dialami Persijap dalam empat pertandingan terakhir—sebelumnya tumbang dari Persita Tangerang (1-2), Persik Kediri (0-2), dan Bali United (1-2)—telah membuat Laskar Kalinyamat kini terbenam di peringkat ke-15 klasemen sementara dengan delapan poin dari sembilan laga. Tugas berat menanti Mario Lemos untuk segera memulihkan mental dan kepercayaan diri timnya agar mampu menjauh dari zona degradasi yang semakin mengancam.
