RADARCIREBON.TV – Turin tampaknya sedang demam, bukan karena prestasi, tapi karena hasil buruk yang menyesakkan dada. Setelah delapan pertandingan tanpa kemenangan dan empat laga tanpa gol, Juventus akhirnya menekan tombol darurat.
Igor Tudor, yang seharusnya membawa napas baru ke ruang ganti Bianconeri, justru jadi pasien pertama yang dikorbankan musim ini. Hanya delapan pertandingan, dan “ciao” terdengar lebih cepat dari bunyi peluit akhir pertandingan.
Kini, sorotan beralih ke satu nama yang akrab dengan aroma revolusi di Serie A: Luciano Spalletti. Pria berkepala plontos dengan reputasi tajam itu dikabarkan sudah didekati langsung oleh manajemen Juventus. Menurut laporan Gianluca Di Marzio dan Sky Sport Italia, pertemuan tatap muka antara kedua pihak bisa terjadi pada Selasa (28/10/2025). Artinya, drama baru di Turin mungkin hanya tinggal menunggu satu tanda tangan saja.
Baca Juga:Resmi! Juventus Pecat Igor Tudor! Inilah 4 Kandidat Pengganti Tebaiknya?Kenan Yildiz Diminati Real Madrid, Juventus Tak Keberatan Asal Harga Cocok?
Namun mari jujur: Juventus bukan lagi “Si Nyonya Tua” yang anggun dan berwibawa. Musim ini, mereka lebih mirip nenek cerewet yang kehilangan arah, lupa di mana meletakkan kacamata, dan berdebat dengan bayangan sendiri di cermin. Delapan laga tanpa kemenangan? Itu bukan statistik, itu aib. Empat pertandingan tanpa gol? Itu bukan sekadar krisis, itu mati suri dalam bentuk sepak bola.
Sky Sport Italia melaporkan bahwa Juventus hanya ingin menawarkan kontrak jangka pendek kepada Spalletti, hingga akhir musim 2025–2026. Ada opsi perpanjangan otomatis jika mereka berhasil lolos ke Liga Champions. Kedengarannya logis, tapi juga menunjukkan ketakutan: manajemen tak benar-benar yakin pada siapa pun.
Luciano Spalletti sendiri, menurut laporan Di Marzio, kabarnya siap menerima tawaran tersebut. Bukan karena uang, ia sudah menolak tawaran menggiurkan dari Qatar dan Fenerbahce, tapi karena satu hal: ia rindu Serie A. Ya, pelatih berusia 65 tahun itu tampaknya masih punya unfinished business di tanah kelahirannya. Dan tidak ada panggung yang lebih berisik dari Juventus Stadium untuk membuktikan bahwa Spalletti belum habis.
Namun, tawaran kontrak jangka pendek itu menyiratkan pesan sinis: “Kami butuh kamu, tapi jangan terlalu lama.” Seolah manajemen Juventus hanya ingin menambal luka sementara, bukan benar-benar membangun masa depan. Klub ini seperti pecandu solusi instan, berharap bisa sembuh dari krisis dengan satu pil keajaiban bernama Spalletti.
