RADARCIREBON.TV- Striker Manchester City, Erling Haaland, kembali menjadi pusat perhatian setelah menjawab pertanyaan seputar kemungkinan dirinya memecahkan kembali rekor 52 gol yang ia ciptakan pada musim 2022/2023.
Rekor tersebut, yang tercipta pada musim debutnya di Liga Inggris, dianggap sebagai salah satu prestasi terspektakuler dalam sejarah sepak bola modern.
Erling Haaland Angkat Suara Tentang Ambisi Memecahkan Rekor 52 Gol yang Menggema di Dunia Sepak Bola
Pada musim itu, Haaland berhasil mencetak total 52 gol di semua kompetisi 36 di Liga Inggris, dan sisanya tersebar di Liga Champions, FA Cup, serta Carabao Cup. Prestasi tersebut tidak hanya mengantarkannya menjadi top skor, tetapi juga ikut mendorong Manchester City meraih treble historis, Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA.
Baca Juga:Ledakan Brilian di Etihad: Manchester City Menggilas AFC Bournemouth 3-1, Dipimpin Keganasan Erling HaalandMesin Gol Tanpa Henti: Bagaimana Erling Haaland Merobohkan Rekor Alan Shearer Di Liga Inggris
Kini, setiap kali Haaland memasuki musim baru, pertanyaan tentang rekor 52 gol itu terus menghampirinya. Apakah ia mampu mengulanginya? Apakah ia akan melampaui pencapaian tersebut? Dan bagaimana ia menyikapi tekanan besar yang menempel pada namanya?
Dalam wawancara terbaru bersama media Inggris, Haaland menjawab dengan cara yang tenang dan condong pada kerendahan hati, jauh dari imej agresif yang sering diasosiasikan dengan penyerang bertubuh besar.
“Saya tidak bangun setiap pagi dengan pikiran harus mencetak 52 gol lagi,” ujar Haaland. “Rekor itu datang sebagai hasil dari kerja keras seluruh tim, bukan hanya saya sendiri.”
Bukan Perburuan Angka, tetapi Kemenangan Tim
Meski dikenal sebagai mesin gol, Haaland menegaskan bahwa obsesinya bukanlah angka-angka pribadi. Menurutnya, yang terpenting adalah kemenangan tim dan kontribusi untuk permainan.
“Jika saya mencetak 20, 30, atau 50 gol tapi kami tidak memenangkan apa pun, maka apa artinya? Semua orang menyukai gol, tentu, termasuk saya. Tapi sepak bola adalah tentang trofi,” jelas Haaland.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa Haaland memahami peran kolektif dalam sepak bola modern. Manchester City, di bawah Pep Guardiola, memang menekankan sistem permainan kolektif yang solid, ketimbang sekadar mengandalkan kemampuan individu.
•Tekanan Publik dan Sorotan Media
Haaland tidak memungkiri bahwa perhatian publik terhadap dirinya sangat besar. Setiap gol, setiap pergerakan, bahkan setiap ekspresi wajahnya menjadi bahan analisis dan pemberitaan media. Ia menyadari bahwa harapan publik bisa dengan mudah berubah menjadi tekanan.
