RADARCIREBON.TV – Jakarta International Stadium (JIS) yang diharapkan menjadi rumah permanen bagi Persija Jakarta, kembali menjadi mimpi yang tertunda. Pasca konser boyband yang digelar beberapa waktu lalu, kondisi rumput stadion belum sepenuhnya pulih. Akibatnya, Persija terancam kembali menjalani laga kandang sebagai tim musafir.
Dengan jadwal terdekat menjamu Persik Kediri pada 20 November dan PSIM Yogyakarta pada 28 November 2025, Persija kini berada dalam ketidakpastian. Sebelum itu, mereka harus melakoni laga tandang ke-6 secara beruntun melawan Arema FC di Malang pada Sabtu (8/11/2025).
Situasi ini mengulang masalah klasik yang kerap menghantui Persija setiap musimnya. Stadion kebanggaan, JIS, belum bisa digunakan, memaksa tim untuk mencari alternatif lain. Sebelumnya, saat menjamu PSBS Biak pada 31 Oktober, Persija harus “terusir” ke Solo karena JIS dan SUGBK tidak tersedia.
Baca Juga:"Brain Rot" dan Ledakan Kreativitas Digital: Ketika Absurditas Menjadi SeniKasus Penyuntingan Foto Cabul Ungkap Dampak AI yang Meresahkan
Pelatih Persija, Mauricio Souza, mengungkapkan ketidakpastian yang dirasakan tim. “Saya tidak tahu. Manajemen belum memberikan kabar yang pasti. Kami berharap semakin cepat kembali ke JIS,” ujarnya kepada wartawan.
Kerinduan untuk bermain di hadapan pendukung setia di JIS sangat dirasakan oleh Souza. “Pastinya, saya rindu sekali. JIS itu tempat yang luar biasa untuk bermain. Dukungan para suporter kami sangat luar biasa,” tambahnya.
Terakhir kali Persija bermain di Jakarta adalah pada 14 September saat menjamu Bali United. Setelah itu, mereka harus menjalani serangkaian laga tandang dan satu laga usiran ke Solo.
Meski bermain dalam kondisi yang tidak ideal, Persija mampu menunjukkan performa yang cukup baik. Tiga kemenangan dan dua kekalahan membawa mereka ke peringkat ke-2 klasemen sementara Super League 2025/26.
Souza berharap timnya bisa segera kembali bermain di kandang. “Semoga kami bisa kembali bermain di rumah lagi. Penting bagi kami untuk melewati periode tandang ini dengan hasil yang baik,” ucapnya.
Kini, pertanyaan besar yang muncul adalah: kapan Persija bisa kembali bermain di JIS? Sampai saat itu tiba, Macan Kemayoran harus terus berjuang sebagai tim nomad, dengan harapan dukungan dari The Jakmania tetap mengalir deras di setiap pertandingan.
