RADARCIREBON.TV – Meskipun Lille mengalami kekalahan tipis 0-1 dari Red Star Belgrade dalam pertandingan keempat Liga Europa 2025/2026, penampilan Calvin Verdonk tetap mendapatkan perhatian yang baik. Bek kiri unggulan Timnas Indonesia ini kembali menunjukkan performa yang stabil dan disiplin tinggi, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain yang paling konsisten di klub-klub Eropa.
Pada pertandingan yang diadakan di Rajko Mitic Stadium, Jumat (7/11/2025) dini hari WIB, Verdonk diberi kesempatan untuk menjadi starter dan bermain selama 86 menit sebelum digantikan oleh Romain Perraud. Menurut data dari situs statistik Fotmob, pemain berusia 28 tahun ini memperoleh rating 7,4 hanya berada di bawah dua rekannya, Tiago Santos (8,2) dan Chancel Mbemba (7,5). Angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran Verdonk, meskipun hasil akhir tidak menguntungkan bagi Lille.
Performa hebatnya tercermin dari catatan defensif yang mengesankan. Verdonk berhasil melaksanakan tiga tekel sukses dari tiga percobaan (100 persen), melakukan empat kali pemulihan bola, satu intersep, dan satu kali sapuan bersih. Dalam fase menyerang, ia juga membuat satu usaha tembakan dan akurasi umpan mencapai 89 persen dari total 44 percobaan. Data ini menunjukkan kombinasi kemampuan bertahan dan kontribusi menyerang yang menjadi ciri khasnya.
Baca Juga:Strategi I. League Mengubah Citra Sepak Bola Indonesia Menjadi Hiburan KeluargaKolaborasi I. League dan Komunitas Suporter Melalui Divisi Fans Engagement: Solusi Jangka Panjang untuk Revita
Konsistensi seperti ini sulit ditemui di kalangan pemain Asia, terutama dalam kompetisi sekelas Liga Europa. Kehadiran Verdonk memberi representasi positif bagi sepak bola Indonesia, yang kini mulai dikenal berkat kiprah pemain-pemainnya di Eropa. Jika dibandingkan dengan rekan senegaranya seperti Sandy Walsh di KV Mechelen atau Ragnar Oratmangoen di Fortuna Sittard, Verdonk lebih menonjol karena stabilitas penampilannya dan dukungan penuh dari pelatih Lille di setiap pertandingan krusial.
Kedewasaan yang ditunjukkan Verdonk tidak hanya menegaskan profesionalismenya di tingkat klub, tetapi juga menjadi aset berharga bagi Timnas Indonesia. Pengalaman berlaga di level Eropa yang mengharuskan disiplin taktis dan intensitas tinggi diyakini dapat memperkuat pertahanan Garuda di ajang internasional.
Walaupun hasil pertandingan melawan Red Star Belgrade tidak memuaskan, penampilan individual Verdonk tetap menjadi hal positif. Konsistensinya membuktikan bahwa pemain Indonesia mampu bersaing di kancah sepak bola Eropa bukan sekedar ambil bagian, tetapi benar-benar memberikan kontribusi yang signifikan untuk klub yang dibelanya.
