AI Ngaco, Jerapah Jadi Dokter, Gemini Bikin Pengguna Bingung!

Gemini AI
Foto : Ilustrasi Gemini AI
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Di tengah euforia dan tren penggunaan fitur kecerdasan buatan (AI) Gemini, terutama dalam kemampuan generatif gambar yang viral, muncul serangkaian insiden “absurd” yang membuat penggunanya di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menggelengkan kepala. Jika sebelumnya pengguna ramai-ramai mengagumi kemampuan AI ini mengubah foto biasa menjadi potret ala studio, kini yang menjadi perbincangan justru perilaku Gemini yang terkadang terlalu kreatif hingga melenceng jauh dari logika, menciptakan momen-momen yang kocak sekaligus mengkhawatirkan.

Salah satu prompt yang belakangan menjadi viral di media sosial adalah permintaan sederhana yang menghasilkan respons yang anomali. Seorang pengguna meminta Gemini untuk membuat gambar realistis seekor anjing Labrador yang mengenakan jaket musim dingin, namun hasil yang didapat justru menampilkan anjing dengan tiga kepala atau anjing yang sedang mengendarai sepeda motor. Kasus yang lebih ekstrem adalah ketika AI tersebut dengan percaya diri menciptakan gambar jerapah yang mengenakan stetoskop dan jas dokter, lengkap dengan keterangan bahwa jerapah tersebut adalah dokter hewan spesialis. Padahal, permintaan aslinya hanya berbunyi “gambar dokter hewan yang sedang merawat jerapah”.

Fenomena hasil absurd ini, yang oleh sebagian pengguna dijuluki sebagai hallucination (halusinasi) tingkat tinggi dari AI, menunjukkan bahwa teknologi ini masih jauh dari sempurna, terutama dalam memahami konteks dan logika non-standar. Meskipun Google telah menerapkan guardrail (pagar pembatas) yang ketat untuk mencegah AI menghasilkan konten berbahaya atau tidak pantas, keanehan-keanehan dalam interpretasi visual justru lolos dan menjadi bahan tertawaan massal.

Baca Juga:Viral! Gemini AI Diuji Prompt Paling Absurd: Menilang Pisang Hingga Selimut Nasi GorengPesut Etam Mengganas! Borneo FC Ukir Rekor 10 Kemenangan Beruntun, Tak Terbendung di Puncak BRI Liga 1

Selain masalah visual, pengguna juga melaporkan bahwa Gemini terkadang memberikan jawaban berbasis teks yang sangat percaya diri namun faktanya keliru. Seorang mahasiswa di Indonesia sempat mengunggah tangkapan layar di mana Gemini bersikeras bahwa ibukota Italia adalah Barcelona dan bukan Roma. Ketika dikoreksi, AI tersebut malah memberikan klarifikasi yang bertele-tele dan tetap tidak mau mengakui kesalahan faktual yang mendasar. Kejadian semacam ini memicu perdebatan di kalangan akademisi dan pakar IT mengenai risiko ketergantungan pada AI, terutama bagi pelajar dan pengguna yang mengandalkannya untuk informasi penting.

0 Komentar