2. Membagi Pengeluaran dengan Sistem Budgeting
Sistem budgeting 50/30/20 atau 40/30/30 menjadi populer. Gen Z membagi pendapatan untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan atau investasi.
3. Memulai Investasi dari Nominal Kecil
Reksa dana, emas digital, hingga saham fraksi membuat Gen Z bisa berinvestasi dengan modal minim. Mereka memahami bahwa uang harus “bekerja”, bukan hanya disimpan.
4. Membuat Emergency Fund
Pandemi mengajarkan Gen Z pentingnya dana darurat. Banyak yang menargetkan minimal 3-6 bulan pengeluaran rutin untuk berjaga-jaga.
•Perubahan Gaya Hidup: Hemat Tapi Tetap Estetik
Baca Juga:Bongkar Mitos Populer: Benarkah Air Es Bisa Membuat Tubuh Gendut? Ini Penjelasan Ilmiahnya!Mengenal Obsidia, Hero Marksman MLBB Terbaru
Salah satu ciri khas Gen Z adalah mereka tetap ingin menjaga estetika, bahkan ketika hemat. Inilah yang membuat tips hemat versi mereka berbeda. Misalnya.
- Membuat jurnal keuangan dengan desain menarik
- Menyusun kulkas dan meal prep secara rapi untuk konten
- Membeli produk lokal yang fungsional namun tetap stylish
- Menggunakan barang multi fungsi untuk menghemat ruang dan biaya
Bagi Gen Z, menghemat bukan berarti kehilangan gaya, justru menjadi tren baru yang membanggakan.
Kesimpulan
•Gerakan Hemat Gen Z Akan Semakin Kuat di 2025-2026
Tren hemat ala Gen Z bukan hanya sekadar adaptasi karena situasi ekonomi, tetapi sudah menjadi gaya hidup baru. Mereka melihat hemat sebagai bentuk self-care, upaya menata masa depan, dan bukti kedewasaan finansial.
Melalui kreativitas, teknologi digital, dan kesadaran finansial yang tinggi, Gen Z berhasil menciptakan cara-cara hemat yang lebih menarik, tidak membosankan, dan tetap relevan dengan gaya hidup modern. Fenomena ini diprediksi akan terus berkembang, terutama dengan semakin banyaknya aplikasi keuangan dan edukasi yang mudah diakses.
