4. Jalan Menuju Play-Off dan Harapan Kebangkitan
Kekalahan ini membuat Italia gagal meraih tiket otomatis ke Piala Dunia 2026. Alih-alih lolos langsung, mereka kini harus menghadapi babak play-off, sebuah tekanan besar mengingat perjalanan Italia di turnamen besar sudah penuh tantangan.
Gattuso mengingatkan bahwa meskipun babak pertama menampilkan potensi bagus, hasil keseluruhan harus dievaluasi secara menyeluruh. Dia ingin membangun kembali karakter tim: “Kita harus memperkuat mental, tidak hanya pola permainan,” ujarnya.
5. Sebuah Pesan kepada Suporter
Permintaan maaf Gattuso menyasar langsung para tifosi Italia. Dia menyadari pentingnya dukungan suporter, terutama di masa-masa sulit seperti ini. Dalam wawancaranya, pelatih berusia 47 tahun itu berterus terang bahwa kegagalan ini sangat menyakitkan, tidak hanya untuk tim, tetapi juga untuk para penggemar yang berharap banyak pada Azzurri.
Baca Juga:Italia Dibantai Norwegia Lagi! Gattuso Mulai Panik Jelang Play-offPelatih Italia Gennaro Gattuso Ungkap Alasan Buruknya Performa Timnya Usai Dibungkam Norwegia
Dia juga memberi penghormatan kepada Norwegia, sambil menegaskan bahwa Italia harus “memulai lagi dari babak pertama,” bukan hanya sebagai kenangan, tetapi sebagai fondasi untuk bangkit.
6. Latar Belakang Gattuso dan Ekspektasi Tinggi dari FIGC
Penunjukan Gattuso sebagai pelatih Timnas Italia bukan tanpa alasan. Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, menyatakan bahwa Gattuso dipilih karena semangatnya, profesionalisme tinggi, dan kemampuannya membawa rasa “kita” daripada “aku” dalam tim.
Saat diperkenalkan, Gattuso menyampaikan visi ingin menciptakan suasana kekeluargaan dalam skuad. Ia percaya bahwa solidaritas dan mental kuat bisa menjadi pondasi untuk mengembalikan kejayaan Azzurri. Namun, hasil melawan Norwegia menunjukkan bahwa visi tersebut belum sepenuhnya terealisasi, terutama saat tekanan besar.
7. Evaluasi dan Tantangan ke Depan
Kekalahan ini jelas menjadi momen refleksi bagi Gattuso dan timnas Italia. Ada sejumlah hal penting yang harus dievaluasi.
Mentalitas : Mereka harus memperbaiki rasa takut yang muncul saat menghadapi tekanan. Sebuah tim papan atas seperti Italia tak boleh runtuh begitu saja di babak kedua.
Koneksi antar pemain : Meski sempat baik di babak pertama, konsistensi dan kekompakan harus dijaga sepanjang 90 menit.
Dukungan suporter : Gattuso sudah meminta maaf, tetapi untuk benar-benar merebut kembali kepercayaan pendukung, dibutuhkan aksi nyata, semangat juang, performa yang membaik, dan hasil positif di babak play-off.
