RADARCIREBON.TV – Dua kali kesempatan berharga telah dilalui oleh Timnas Indonesia U-22 dalam rangka mematangkan persiapan menjelang turnamen penting. Sayangnya, hasil dari dua kali uji coba tertutup melawan tim kuat dari Afrika, Mali U-22, menyisakan catatan minor yang wajib menjadi perhatian serius bagi pelatih dan jajaran staf. Meskipun hasil akhir dari serangkaian pertandingan persahabatan bukanlah segalanya, performa yang ditunjukkan oleh skuad Garuda Muda, terutama di beberapa aspek, menimbulkan sinyal bahaya yang harus segera dibenahi.
Salah satu pekerjaan rumah terbesar yang paling mencolok terlihat adalah pada sektor pertahanan. Gawang Timnas Indonesia U-22 terlihat terlalu mudah dibobol oleh serangan-serangan terorganisir maupun sporadis dari Mali. Dalam dua pertemuan tersebut, Mali mampu melesakkan total tujuh gol, sebuah statistik yang mengkhawatirkan. Angka kebobolan yang tinggi ini jelas bukan sekadar masalah teknis individu kiper atau bek, melainkan mencerminkan adanya kekurangan fundamental dalam koordinasi dan disiplin posisi secara keseluruhan. Pelatih harus segera menemukan formula yang tepat untuk memperkuat benteng pertahanan, memastikan setiap pemain tahu betul tugasnya dan mampu menutup ruang tembak lawan dengan cepat dan tepat.
Selain masalah krusial di lini belakang, tantangan lain yang tak kalah penting adalah menemukan komposisi pemain terbaik yang ideal. Dengan waktu persiapan yang semakin menipis, pelatih masih terus mencoba merotasi dan mengombinasikan pemain untuk menemukan starting eleven yang paling solid dan seimbang. Variasi taktik dan strategi memang penting, namun stabilitas komposisi inti juga sangat diperlukan agar kekompakan tim dan pemahaman antarpemain bisa terjalin secara maksimal. Masih adanya eksperimen yang berkelanjutan hingga menjelang detik-detik akhir persiapan bisa menjadi bumerang jika tidak segera diakhiri dengan penentuan formasi dan personel baku.
Baca Juga:FIFA Pass, Gebrakan Visa Kilat dari Donald Trump untuk Piala Dunia 2026! Beban Rp2,5 Triliun dan Pengakuan Jujur Alexander Isak: Awal Pahit yang Jauh dari Harapan Liverpool
Terakhir, namun tak kalah penting, adalah peningkatan dalam aspek kualitas penyerangan. Meskipun Indonesia berhasil mencetak gol dalam beberapa momen, efektivitas serangan secara keseluruhan masih jauh dari kata memuaskan. Skuad Garuda Muda terlihat kesulitan dalam menciptakan peluang bersih dan mengubah dominasi penguasaan bola menjadi ancaman nyata di depan gawang lawan. Dibutuhkan ketajaman lebih di lini depan, baik dari segi penyelesaian akhir maupun kreativitas gelandang dalam menyalurkan umpan-umpan mematikan. Dua kekalahan ini harus dijadikan momentum introspeksi mendalam, bukan untuk berkecil hati, melainkan sebagai pijakan untuk bangkit dan memperbaiki segala kekurangan sebelum bendera Merah Putih berkibar di kancah yang sesungguhnya.
