Keseriusan Perez dalam mempertahankan Modrić bahkan berlanjut ke ancaman hukum. Los Blancos sempat mengklaim bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Inter Milan telah melanggar aturan transfer yang berlaku. Meskipun ancaman tersebut pada akhirnya tidak pernah berlanjut ke meja hijau, insiden ini menunjukkan betapa besar hasrat Inter yang akhirnya harus kandas di tangan klub Spanyol.
Waktu bergulir, dan Luka Modrić akhirnya melanjutkan kiprah gemilangnya. Ia tidak pernah berseragam biru-hitam. Sebaliknya, ia kini menjadi motor serangan dan stabilitas di lapangan tengah AC Milan. Kenyataan ini menciptakan drama yang lebih mendalam, terutama setiap kali tiba pergelaran Derby della Madonnina. Pemain yang dulu begitu diidamkan oleh Inter, kini berdiri di sisi lawan, siap merepotkan mereka dengan setiap umpan, dribel, dan visi permainannya yang jenius. Kehadirannya di San Siro sebagai rival abadi Inter menjadi sebuah pengingat yang menyakitkan sekaligus puitis tentang kisah transfer yang nyaris terwujud, namun berujung pada penguatan kubu musuh bebuyutan.
