RADARCIREBON.TV – Tim Nasional Indonesia U-22 akan memulai perjuangan mereka di ajang SEA Games 2025 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, pada Desember mendatang. Status yang kini diemban oleh Garuda Muda bukanlah sekadar peserta, melainkan juara bertahan, sebuah predikat yang membawa beban ekspektasi yang jauh lebih besar. Setelah sukses besar merengkuh medali emas pada edisi 2023, mengakhiri puasa gelar selama 32 tahun sejak 1991, sorotan kini tertuju penuh pada kemampuan mereka untuk mempertahankan supremasi di Asia Tenggara. Dalam undian grup, Indonesia tergabung di Grup C bersama tiga pesaing yang siap memberikan kejutan, yaitu Myanmar, Filipina, dan Singapura.
Di antara jajaran juru taktik yang menukangi tim-tim kontestan Grup C, nama Indra Sjafri jelas menjadi yang paling berkilauan. Pelatih asal Sumatera Barat ini dikenal sebagai spesialis pembina pemain muda dengan sentuhan emas yang terbukti ampuh. Rekam jejaknya tak perlu diragukan, mulai dari membawa tim Merah Putih menjadi kampiun Piala AFF U-19, juara Piala AFF U-23, hingga puncaknya meraih emas SEA Games 2023 di Kamboja. Bahkan, empat tahun sebelumnya ia sudah memberikan sinyal bahaya dengan menyabet medali perak. Kombinasi prestasi panjang ini membuat PSSI dan seluruh masyarakat Indonesia sangat optimistis. Mereka meyakini bahwa di bawah komando Indra Sjafri, target mempertahankan medali emas adalah hal yang realistis.
Namun, jalan terjal menanti. Persaingan di Grup C dipastikan tidak akan mudah, terutama karena adanya keberadaan pelatih-pelatih baru yang membawa ambisi besar.
Baca Juga:Usai Dibekuk Persib, Jan Olde Riekerink Akui Dewa United di Titik TerendahMalaysia Bergerak Cepat: Aturan Naturalisasi Diperketat, Buntut Skandal Besar FAM
Dari kubu Singapura U-22, ada Firdaus Kassim yang baru saja ditunjuk pada pertengahan tahun 2025. Meskipun relatif baru di level tim nasional senior U-23, jam terbang Firdaus di kancah domestik tidak bisa dianggap remeh. Ia pernah membawa Hougang United menjuarai Singapore Cup dan mengantar Lion City Sailors U-21 meraih singgasana Singapore Premier League U-21. Pencapaian ini menjadi modal penting baginya untuk berupaya keras membawa Singapura lolos dari fase grup, sebuah target yang ia tegaskan sejak awal penunjukannya.
Sementara itu, Filipina U-22 datang dengan juru taktik asal Australia, Garrath McPherson. Pelatih berusia 42 tahun ini sempat mencuri perhatian di Piala AFF U-23 sebelumnya. Di bawah asuhannya, Filipina menunjukkan permainan yang solid dan disiplin, terbukti mereka mampu melaju hingga babak semifinal. Gaya bermainnya yang cenderung mengandalkan pertahanan rapat dan serangan balik cepat terbukti efektif dalam menyulitkan tim-tim besar, termasuk saat hampir menahan imbang Indonesia, sebelum akhirnya takluk tipis 1-0 akibat gol bunuh diri.
