Momentum Kebangkitan Ekonomi? Modal Asing Kembali ke Indonesia, Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Global

Bank Indonesia
Aliran modal asing kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia, rupiah menguat. Sinyal positif bagi ekonomi Indonesia? Foto: Instagram @teuku.bawadi
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Di tengah gejolak ekonomi global yang masih membayangi, Indonesia menunjukkan sinyal-sinyal pemulihan yang menggembirakan. Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp12,70 triliun pada pekan keempat November 2025 (periode 24-27 November). Angka ini memberikan harapan baru bagi stabilitas ekonomi dan prospek investasi di Tanah Air.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa sebagian besar aliran modal asing tersebut mengalir ke instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dengan nilai mencapai Rp10,27 triliun. Pasar saham juga mencatat aliran masuk sebesar Rp2,01 triliun, sementara Surat Berharga Negara (SBN) menarik Rp0,41 triliun.

Namun, penting untuk melihat gambaran yang lebih luas. Sejak awal tahun hingga 27 November 2025, tercatat modal asing keluar bersih di pasar saham, SBN, dan SRBI masing-masing sebesar Rp26,41 triliun, Rp3,30 triliun, dan Rp145,26 triliun. Data ini mengindikasikan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras untuk membalikkan tren dan menarik investasi asing secara berkelanjutan.

Baca Juga:Optimisme Ekonomi 2026: Pemerintah Klaim Risiko Sudah "Price-In", Saatnya Menuai Hasil?Ramalan Zodiak Leo: Keajaiban Menanti di Akhir Tahun 2025

Penurunan premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun dari 76,69 basis poin (bps) pada 21 November 2025 menjadi 72,54 bps pada 27 November 2025 menjadi indikator positif lainnya. Penurunan CDS menunjukkan bahwa investor semakin percaya terhadap kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban keuangannya, sehingga mengurangi risiko investasi di negara ini.

Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah menunjukkan performa yang menggembirakan. Rupiah dibuka menguat tipis di level Rp16.625 per dolar AS pada Jumat (28/11), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (27/11) yang berada di level Rp16.635 per dolar AS. Pelemahan indeks dolar AS (DXY) ke level 99,56 pada akhir perdagangan Kamis (27/11) juga memberikan ruang bagi penguatan mata uang Garuda.

Stabilitas juga terlihat di pasar obligasi, di mana imbal hasil atau yield SBN 10 tahun stabil di level 6,27 persen pada Jumat (28/11). Sementara itu, imbal hasil US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,994 persen pada akhir perdagangan Kamis (27/11), yang dapat membuat SBN Indonesia menjadi lebih menarik bagi investor asing.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas eksternal ekonomi Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor, menarik lebih banyak modal asing, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

0 Komentar