RADARCIREBON.TV – Arsenal di bawah kendali Mikel Arteta telah bertransformasi menjadi tim yang memancarkan aura berbeda, sebuah aura yang jauh lebih solid dan mengancam dibandingkan musim-musim sebelumnya. Jika dulu The Gunners dikenal sebagai tim yang mudah goyah di bawah tekanan, khususnya menjelang fase krusial kompetisi, kini mereka menampilkan mentalitas baja dan konsistensi yang menjadi ciri khas tim juara sejati. Transformasi ini bukan sekadar perubahan taktik, melainkan hasil dari pembangunan karakter tim yang sistematis dan disiplin.
Faktor kunci dari peningkatan signifikan ini terletak pada pertahanan mereka yang kini sangat tangguh. Musim ini, tembok pertahanan yang dipimpin oleh William Saliba dan Gabriel Magalhaes, yang didukung penampilan luar biasa Declan Rice di lini tengah, menjadi yang terbaik di liga. Kemampuan mereka untuk menjaga clean sheet dan meminimalkan peluang lawan menunjukkan bahwa Arteta telah menanamkan pemahaman bertahan secara kolektif yang disiplin, bukan hanya mengandalkan individu. Setiap pemain, dari penyerang hingga kiper, terlibat aktif dalam fase defensif.
Namun, ketangguhan Arsenal tidak hanya soal bertahan. Mereka juga unggul dalam hal daya dobrak, dengan keseimbangan mencetak gol yang merata. Kehadiran pemain-pemain kreatif seperti Martin Odegaard dan Bukayo Saka memberikan dimensi serangan yang fleksibel dan sulit diprediksi. Mereka mampu memenangkan pertandingan dengan skor telak, tetapi yang lebih krusial, mereka juga berhasil ‘mencuri’ poin penuh dari pertandingan-pertandingan sulit yang mungkin berakhir imbang di masa lalu. Kemenangan dengan selisih tipis di kandang lawan yang terkenal sulit kini menjadi pemandangan biasa, menandakan kedewasaan dalam mengelola hasil.
Baca Juga:Mengapa PSSI Berani Wawancarai John Herdman, Pelatih Inggris yang Bawa Kanada Lolos Piala Dunia 2022?4 Negara ASEAN Lolos ke Piala Asia U-17 2026: Ada yang Gugur Tragis, Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah!
Salah satu momen paling menonjol yang menggarisbawahi mentalitas baru ini adalah cara mereka merespons tekanan dari tim-tim pesaing. Alih-alih tergelincir ketika menghadapi jadwal padat atau ketika lawan meraih kemenangan, Arsenal menunjukkan fokus yang tak tergoyahkan, terus mengumpulkan kemenangan demi kemenangan. Mereka bermain dengan rasa lapar, seolah-olah pengalaman pahit kehilangan gelar di akhir musim sebelumnya telah menjadi bahan bakar.
Integrasi para pemain baru juga berperan besar. Pemain seperti Declan Rice tidak hanya meningkatkan kualitas lini tengah, tetapi juga memberikan kepemimpinan dan ketenangan yang dibutuhkan tim di saat-saat genting. Perpaduan antara talenta muda yang berapi-api dan pemain berpengalaman telah menciptakan skuad yang harmonis, yang siap bertarung di semua lini hingga peluit akhir berbunyi. Kombinasi performa apik ini mengirimkan sinyal bahaya yang jelas kepada seluruh rival, bahwa tim dari London Utara ini benar-benar serius dan memiliki semua modal untuk mengakhiri penantian panjang mereka akan gelar juara liga.
