RADARCIREBON.TV – PSIM Yogyakarta kembali harus berurusan dengan sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI setelah insiden yang melibatkan para pendukungnya di laga tandang. Ini merupakan kali kedua bagi tim berjuluk Laskar Mataram tersebut dijatuhi denda karena pelanggaran serupa di kompetisi BRI Liga 2.
Keputusan sanksi terbaru ini dipicu oleh ulah suporter PSIM Yogyakarta yang hadir dalam pertandingan melawan Persikab Kabupaten Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 3 Desember 2023. Meskipun laga berakhir dengan kemenangan PSIM 2-1, kemenangan tersebut harus dibayar mahal.
Dalam salinan putusan Komdis PSSI, PSIM dinyatakan bersalah karena kehadiran suporter tim tamu di stadion yang merupakan pelanggaran serius. Sebagai konsekuensinya, PSIM Yogyakarta diwajibkan membayar denda sebesar Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah).
Baca Juga:Marselino yang Paling Matang, Justru Absen dari Panggung SEA Games 2025Daftar Bintang MotoGP 2026: Perpisahan Epik Era 1000cc!
Denda ini menambah panjang daftar hukuman yang harus ditanggung oleh manajemen tim. Sebelumnya, tim kebanggaan warga Yogyakarta ini juga sudah pernah mendapatkan denda dengan nominal yang sama, Rp 25 juta, karena kejadian serupa. Kala itu, insiden terjadi saat mereka bertandang ke markas Nusantara United FC di Stadion Pecangan, Jepara, pada 19 November 2023.
Dengan demikian, dalam rentang waktu kurang dari sebulan, PSIM Yogyakarta sudah dijatuhi total denda sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) akibat kehadiran suporter tandang, yang memang dilarang dalam regulasi kompetisi.
Regulasi kompetisi sepak bola Indonesia, khususnya Liga 2, secara tegas melarang suporter tim tamu untuk hadir di stadion. Larangan ini diberlakukan demi menjaga keamanan dan ketertiban selama pertandingan berlangsung, menyusul evaluasi besar-besaran terhadap tata kelola pertandingan yang dilakukan pasca-Tragedi Kanjuruhan.
Pelanggaran berulang ini tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi manajemen PSIM Yogyakarta, khususnya dalam mengedukasi dan mengendalikan basis suporter mereka yang dikenal sangat loyal. Meskipun dukungan suporter sangat vital, kepatuhan terhadap regulasi adalah hal yang mutlak demi kelancaran dan keberlanjutan liga. Denda yang terus mengalir ini jelas membebani finansial klub dan berpotensi mengganggu konsentrasi tim yang sedang berjuang keras di papan atas.
PSIM Yogyakarta kini dituntut untuk lebih proaktif dalam menjalin komunikasi dengan kelompok suporter agar insiden seperti ini tidak lagi terulang. Jika terus terulang, bukan tidak mungkin sanksi yang lebih berat, yang bisa memengaruhi jalannya kompetisi tim, akan menanti di depan mata.
