Melihat potensi ini, banyak developer mulai menyediakan produk yang ramah Gen Z.
- Rumah kecil tipe 27-45 dengan harga lebih terjangkau
- Cicilan ringan dengan DP rendah
- Akses mudah ke transportasi umum
- Lokasi dekat pusat kota
- Promo digital dan pendaftaran melalui aplikasi
Beberapa perusahaan properti bahkan menggandeng bank untuk membuat program kredit khusus anak muda dengan tenor panjang dan bunga kompetitif.
•Tantangan yang Masih Dihadapi Gen Z
Meskipun terlihat menjanjikan, perjuangan membeli rumah di usia muda tidak mudah. Beberapa tantangan yang mereka hadapi antara lain.
Baca Juga:Trent Alexander-Arnold Hancur Saat Umumkan Absen Sampai 2026: Musim Kedua Beruntun Dilanda CederaPetaka 8 Menit: Justin Hubner Diusir dan Dinilai “Bodoh” Fortuna Sittard Pupus oleh Ajax
- Pendapatan belum stabil
- Tanggung jawab finansial yang mulai meningkat
- Godaan gaya hidup
- Harga properti yang naik tiap tahun
- DP yang masih cukup besar
- Kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak murah
Namun dengan strategi yang tepat, tantangan tersebut bisa diatasi.
Kesimpulan
•Rumah di Usia 20-an Bukan Lagi Mustahil
Tren Gen Z membeli rumah dengan tabungannya sendiri menunjukkan bahwa generasi ini tidak boleh diremehkan. Mereka kreatif, adaptif, dan memiliki semangat finansial yang tinggi.
Dengan perpaduan antara.
- Edukasi finansial sejak dini
- Kemampuan memanfaatkan teknologi
- Keberanian mengambil peluang
- Dan kedisiplinan menabung
Gen Z berhasil mematahkan paradigma lama bahwa rumah hanya bisa dimiliki ketika sudah mapan di usia 30-40 tahun.
Kini, memiliki rumah sebelum usia 25 bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah pencapaian realistis yang telah dibuktikan oleh banyak generasi muda di Indonesia.
