RADARCIREBON.TV Adakah yang lebih gaduh dari kota yang menahan napas menjelang pertarungan, ketika degup jantung ribuan pendukung berpacu dengan prediksi, harapan, dan kecemasan? Sabtu, 6 Desember 2025 bukan sekadar jadwal pertandingan itulah hari ketika Benfica dan Sporting Lisbon kembali bentrok dalam duel panas yang bisa menentukan pucuk klasemen dan membuka pekan ke-13 Primeira Liga. Sorotan tak hanya tertuju dari Portugal, tetapi dari seluruh penjuru sepak bola Eropa.
Hasil akhirnya? Skor imbang 1-1. Tapi jangan salah, meski angka di papan skor terlihat sederhana, pertandingan ini penuh drama, tensi tinggi, dan momen yang bikin penonton sulit beranjak dari kursi mereka.
Gol Cepat yang Mengguncang Babak Pertama
Derbi ini langsung panas sejak menit awal. Baru berjalan 12 menit, Sporting CP berhasil menusuk jantung pertahanan Benfica. Kesalahan kecil dari lini belakang tuan rumah jadi bumerang besar.
Baca Juga:Napoli vs Juventus: Brace Hojlund Menangkan Kenan YildizRizki Ridho, Nominasi Puskas Award dan Bintang Besar Eropa
Gol Sporting CP (0-1, menit ke-12) Pedro Gonçalves, atau yang akrab disapa Pote, jadi aktor utama. Berawal dari kehilangan bola Benfica saat membangun serangan dari belakang, Morten Hjulmand dengan cerdas mengirimkan umpan terobosan. Pote yang sudah siap kemudian melepaskan tembakan mendatar menaklukkan Anatoliy Trubin. Skema cepat, eksekusi dingin, dan Sporting pun unggul lebih dulu.
Tapi Benfica bukan tim yang mudah panik. Hanya butuh 15 menit bagi mereka untuk membalas.
Gol Benfica (1-1, menit ke-27) Heorhii Sudakov jadi penyelamat. Amar Dedic mengirimkan umpan silang mendatar yang berbahaya. Sudakov sempat terlihat kesulitan mengontrol bola, tapi dengan gerakan cepat ia memutar badan dan menemukan celah untuk menyamakan kedudukan. Gol ini bukan hanya menghidupkan semangat tim, tapi juga membuat Estádio da Luz bergemuruh.
Setelah itu, meski kedua tim terus mencoba menekan, tidak ada gol tambahan hingga babak pertama berakhir.
Babak Kedua: Pertahanan Jadi Kunci
Kalau babak pertama penuh dengan aksi jual beli serangan, babak kedua justru jadi ajang pertarungan mental dan disiplin. Sporting CP lebih dominan dalam penguasaan bola, tapi Benfica tampil lebih efektif dalam menciptakan peluang berbahaya.