Kenapa Mager Jadi Epidemi di Kalangan Remaja Indonesia? Kemenkes Bongkar Faktanya!

Mager Jadi Epidemi di Kalangan Remaja Indonesia
Mager Jadi Epidemi di Kalangan Remaja Indonesia, Kemenkes Bongkar Faktanya! (Foto Ilustrasi Gemini AI)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia baru-baru ini menyuarakan keprihatinan serius mengenai apa yang mereka sebut sebagai “krisis aktivitas fisik” di kalangan remaja. Data yang diungkapkan cukup mengejutkan: mayoritas anak muda Indonesia ternyata lebih memilih untuk mager alias malas gerak. Situasi ini bukan sekadar masalah gaya hidup, melainkan alarm kesehatan masyarakat yang perlu segera ditangani.

Kecenderungan remaja yang memilih untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas sedentari seperti duduk, berbaring sambil menatap layar gawai, atau bermain game ketimbang melakukan kegiatan fisik, telah menjadi pemandangan umum. Fenomena ini diperparah oleh kemudahan akses terhadap hiburan digital dan minimnya dorongan untuk bergerak. Kemenkes menyoroti bahwa aktivitas fisik yang idealnya dilakukan minimal satu jam per hari, nyatanya jauh dari standar yang dipenuhi oleh sebagian besar populasi remaja di Tanah Air.

Dampak jangka panjang dari perilaku mager ini tidak bisa dianggap remeh. Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama bagi berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Dengan kata lain, benih-benih masalah kesehatan kronis sudah tertanam sejak usia muda karena kebiasaan yang tidak sehat ini. Kemenkes menekankan bahwa remaja yang kurang gerak saat ini adalah calon pasien PTM di masa depan, yang tentu akan membebani sistem kesehatan nasional.

Baca Juga:Diprediksi Lolos Mudah di SEA Games 2025, Garuda Muda Wajib Waspada Peringatan Bung Ropan!Rahasia 8 Bahan Alami: Rambut Kuat dan Memesona Tanpa Mahal

Pernyataan Kemenkes ini merupakan panggilan untuk aksi, bukan hanya bagi individu remaja, tetapi juga bagi orang tua, sekolah, dan seluruh pemangku kepentingan. Lingkungan yang mendukung aktivitas fisik perlu diciptakan, mulai dari penyediaan sarana olahraga yang memadai di sekolah dan ruang publik, hingga penanaman kesadaran akan pentingnya bergerak sejak dini di lingkungan keluarga.

Ironisnya, di tengah gencarnya kampanye hidup sehat, perilaku mager justru semakin menguat. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pengetahuan tentang pentingnya olahraga dan implementasi praktisnya dalam kehidupan sehari-hari. Tugas kolektif kita adalah mengubah norma sosial, menjadikan bergerak aktif bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan yang menyenangkan. Mengingat masa remaja adalah fase krusial dalam pembentukan kebiasaan seumur hidup, intervensi yang tepat dan cepat sangat diperlukan untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman kesehatan yang mengintai akibat terlalu nyaman dengan rebahan dan bermalas-malasan. Krisis ini harus diatasi sebelum terlambat dan menjadi beban kesehatan yang permanen.

0 Komentar