Kemenangan 3-2 atas Torino bukan sekadar tiga poin. Hasil itu membawa Milan kembali ke puncak klasemen Serie A, dengan koleksi 31 poin, unggul tipis atas rival terdekatnya.
Di tengah persaingan ketat, kemenangan dramatis ini memberi suntikan moral besar bagi pasukan, terutama setelah sempat tertinggal dan menghadapi ketidakpastian menjelang laga. Keberhasilan bangkit dalam tekanan menunjukkan karakter juara dari skuad Milan.
•Pulisic: Dari Debut yang Cemerlang Hingga “Super-Sub” Penentu
Baca Juga:5 Jenis Kacang Super yang Terbukti Efektif Membantu Diet dan Turunkan Berat BadanTampak Sehat, Ternyata Berbahaya: 5 Buah yang Bisa Melemahkan Kondisi Janin Jika Dikonsumsi Berlebihan
Musim 2025/2026 ini tampaknya menjadi titik balik bagi Pulisic di Italia. Sebelumnya ia sudah menunjukkan performa konsisten: gol penting (termasuk di derby melawan rival besar) dan kontribusi nyata lewat gol maupun asis.
Namun malam ini di Torino, ia membuktikan lebih dari sekadar konsistensi: ia menunjukkan mental baja. Dari kondisi kurang fit, di bangku cadangan, kemudian tiba-tiba mencetak dua gol penentu di menit krusial. Itu bukan sekadar gol, tetapi simbol ketangguhan dan rasa tanggung jawab sebagai pemain kelas dunia.
Pelatih dan rekan-rekan tim pasti melihatnya sebagai aset penting: pemain yang bisa diandalkan di saat tertekan, yang tak takut mengambil tanggung jawab, dan punya kemampuan untuk “menghidupkan” pertandingan.
•Apa Artinya Bagi Milan & Serie A
Kemenangan ini mengirim sinyal kuat, bukan hanya ke rival, tetapi juga ke seluruh Serie A. Bahwa Milan tidak hanya mengandalkan skuad inti saja, tetapi punya kedalaman tim: pemain cadangan seperti Pulisic bisa jadi pembeda.
Di zona juara, momentum seperti ini sangat berharga: kebangkitan dari ketertinggalan, semangat pantang menyerah, dan mentalitas “tidak menyerah sampai peluit akhir”. Bagi Milan, ini bisa jadi modal untuk menghadapi sisa musim, dan menunjukkan bahwa mereka serius menargetkan titel.
Kesimpulan
•Malam di Turin, Kelahiran Baru “Super-Sub”
Malam di Turin akan dikenang bukan sebagai malam mimpi buruk, melainkan malam kebangkitan. Siapa sangka, pemain yang sempat dianggap “ragu fit” dan hanya akan jadi pelengkap bangku cadangan, justru menjadi protagonis utama dari comeback epik 3-2.
