3. Sergio Aguero – Insting Predator Manchester City
Sergio Agüero, dengan 147 laga, membuktikan bahwa kecepatan cetak gol bukan ukuran tunggal, tapi efektivitas. Ia tetap dikenang sebagai salah satu striker paling mematikan dalam sejarah City maupun Premier League.
4. Thierry Henry – Elegan dan Mematikan di Kotak Penalti
Mencapai 100 gol di laga ke-160, Henry menunjukkan gaya berbeda: bukan hanya kecepatan, tapi kecerdikan, teknik tinggi, dan kontribusi tim keseluruhan.
5. Mohamed Salah – Konsistensi Abadi di Era Modern
Salah mencapai 100 gol di 162 penampilan. Struktur pertandingan modern, persaingan ketat, dan ekspektasi besar membuat capaian ini sangat impresif.
6. Ian Wright – Pencetak Gol dari Jaman Awal Premier League
Baca Juga:5 Jenis Kacang Super yang Terbukti Efektif Membantu Diet dan Turunkan Berat BadanTampak Sehat, Ternyata Berbahaya: 5 Buah yang Bisa Melemahkan Kondisi Janin Jika Dikonsumsi Berlebihan
Dengan 173 laga, Wright menunjukkan bahwa konsistensi bisa datang lebih lambat, tetapi tetap efektif. Namanya tetap dikenang sebagai salah satu striker penting di era 90-an.
Mengapa Daftar Ini Penting? Makna di Balik Angka
Kecepatan vs Konsistensi – Momen seperti milik Haaland menunjukkan sprint: ledakan awal yang cepat. Sementara pemain seperti Henry, Kane, atau Salah mencerminkan maraton: performa tinggi di jangka panjang.
Evolusi Liga – Premier League kini jauh lebih kompetitif dibandingkan awal 90-an. Tak sekadar mencetak gol, pemain harus adaptif terhadap taktik, fisik, dan tekanan media/social. Tekanan modern membuat 100 gol jadi pencapaian besar, apalagi dilakukan cepat.
Legenda vs Generasi Baru – Rekor lama seperti milik Shearer bertahan puluhan tahun. Ketika muncul pemain seperti Haaland, kita diperlihatkan bahwa sejarah bisa ditulis ulang, sekaligus memberi penanda bahwa generasi sekarang punya kesempatan untuk meredefinisi batas.
Tanda Konsistensi & Produktivitas – Gol bukan hanya soal bakat, tapi juga kedisiplinan, pola latihan, dan kemampuan menjaga performa. Pemain dalam daftar ini menunjukkan bahwa produktivitas datang dari kombinasi banyak faktor, bukan sekadar talent semata.
Siapa Calon Berikutnya? Menatap Masa Depan Premier League
Dengan Haaland memecahkan rekor tercepat, pertanyaannya: siapa yang bisa menyusul?
Pemain muda saat ini akan selalu dibandingkan dengan tolak ukur 111 laga.
Konsistensi akan jadi kunci, bukan hanya kecepatan, tapi ketahanan fisik dan mental.
