RADARCIREBON.TV — Malam belum sepenuhnya larut ketika papan klasemen SEA Games 2025 bergerak pelan namun menentukan. Pukul 21.00 WIB, Merah Putih akhirnya naik satu anak tangga. Indonesia menyalip Vietnam. Bukan dengan sorak berlebihan, melainkan dengan kerja sunyi yang konsisten, medali demi medali, keringat demi keringat.
Indonesia yang sebelumnya berada di posisi ketiga, kini berdiri di peringkat kedua klasemen sementara. Total 31 medali emas, 42 perak, dan 35 perunggu sudah dikoleksi. Angka itu berbicara lantang: 108 medali. Cukup untuk mengungguli Vietnam yang mengantongi 30 emas, 27 perak, dan 53 perunggu, dengan total 110 medali.
Selisihnya tipis, hanya satu emas, namun maknanya besar. Ini bukan sekadar soal posisi, melainkan tentang momentum. Tentang keyakinan bahwa Indonesia belum selesai. Tentang sinyal bahwa api persaingan belum padam.
Baca Juga:Update Klasemen Sea Games 2025 Pukul 19.00 WIB, Indonesia Tambah Dua Emas Dari Panjat TebingUpdate Perolehan Emas Sea Games Pukul 18.00 WIB, Indonesia Tambah Dua Emas, Klasemen Makin Panas
Vietnam, yang sepanjang SEA Games kerap menjadi bayang-bayang ketat Indonesia, harus rela turun satu tingkat. Mereka unggul dalam jumlah total medali, namun SEA Games selalu menaruh mahkota pada emas. Dan malam ini, emas lebih berpihak kepada Merah Putih.
Di puncak klasemen, Thailand berdiri terlalu jauh untuk dikejar. Tuan rumah melaju sendirian dengan 94 emas, 59 perak, dan 35 perunggu, total 188 medali. Angka yang hampir mustahil disentuh, apalagi dilampaui. Dengan perolehan itu, Thailand nyaris pasti mengunci status juara umum, bahkan sebelum seluruh cabang olahraga rampung dipertandingkan.
Namun SEA Games bukan hanya soal siapa di puncak. Ia juga tentang perjuangan di bawah sorot lampu yang tak selalu terang. Dua negara ASEAN, Brunei Darussalam dan Timor Leste, hingga fase ini belum mencicipi emas. Timor Leste baru membawa pulang dua perunggu, sementara Brunei mengoleksi satu perak dan empat perunggu. Bagi mereka, SEA Games adalah proses panjang, tentang bertahan, belajar, dan suatu hari nanti berdiri sejajar.
Bagi Indonesia, cerita belum mencapai titik akhir. Justru di sinilah napas panjang itu diuji. Peluang emas masih terbuka, terutama dari cabang bulu tangkis dan panjat tebing, dua arena yang selama ini akrab dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Di lapangan bulu tangkis, raket-raket Indonesia masih berayun dengan keyakinan. Di dinding panjat, tangan-tangan atlet Merah Putih masih mencengkeram harapan. Setiap poin, setiap detik, setiap gerakan, bisa menjadi penentu perubahan angka di klasemen.
