Namun justru karena itu, evaluasi harus dilakukan secara jujur dan menyeluruh, bukan sekadar mencari kambing hitam.
“Evaluasi bukan hanya mengganti pelatih, tapi membangun kembali pondasi yang roboh agar lebih kokoh,” jelasnya.
Akmal juga mendorong evaluasi total, mulai dari pelatih, pemain, manajer, sampai pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik layar, supaya akar masalahnya benar-benar ketemu.
Baca Juga:All Indonesian Final di SEA Games 2025, Alwi Farhan vs Ubed Perebutkan Emas Tunggal Putra SEA Games 2025Tambah Medali! Tim Renang Indonesia Kembali Naik Podium di SEA Games Thailand 2025
Ia menekankan pentingnya konsistensi arah dan filosofi sepak bola Indonesia sesuai peta jalan menuju Golden Era 2045, agar pembangunan timnas tidak berubah-ubah setiap kali pelatih berganti.
Menutup pernyataannya, Akmal mengajak semua pihak menjadikan kegagalan ini sebagai pelajaran bersama.
“Sekarang waktunya berbenah dan mengambil hikmah. Habis gelap, terbitlah terang. Tapi terang itu hanya datang jika kita berani jujur dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
