RADARCIREBON.TV – Pertandingan nomor 10. 000 meter putra pada SEA Games 2025 di Thailand menjadi salah satu kompetisi atletik yang paling mendebarkan. Pelari asal Indonesia, Rikki Marthin Luther Simbolon, harus bertanding melawan lawan-lawan kuat, termasuk atlet naturalisasi dari Thailand dan Filipina. Meskipun tidak berhasil mendapatkan medali emas, usaha Rikki tetap menghasilkan prestasi yang baik dengan raihan medali perunggu dan catatan waktu yang menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Berlaga di National Stadium, Bangkok, pada Selasa (16/12/2025), Rikki menunjukkan rasa percaya diri sejak awal perlombaan. Pelari berusia 30 tahun ini segera mengambil alih posisi terdepan dan menjaga tempo yang stabil. Dari total 25 putaran yang harus dilalui, Rikki berhasil mempertahankan posisi terdepan selama lebih dari 20 lap, membuka peluang untuk kemenangan emas.
Namun, menjelang lap-lap penting, tekanan mulai meningkat. Sekitar lap ke-23, Rikki harus mengakui keunggulan dua pesaing utama, yaitu Kieran Tuntative dari Thailand dan Yacine Guermali dari Filipina. Mereka berdua mempercepat langkah di fase akhir perlombaan, sehingga Rikki kehilangan posisi terdepan dan harus puas berada di peringkat ketiga.
Baca Juga:Garuda Pertiwi Alami Mimpi Buruk, Dicabik Vietnam 5-0Timnas Indonesia U-22 Terhenti di Fase Grup SEA Games 2025, Pengamat Menilai Ini Tanda Bahaya Serius
Rikki mengakhiri perlombaan dengan catatan waktu 29 menit 54,64 detik. Di sisi lain, medali emas diraih Kieran Tuntative dengan waktu 29 menit 41,81 detik, diikuti Yacine Guermali yang mencatat waktu 29 menit 43,94 detik untuk medali perak. Meskipun selisihnya tipis, hasil tersebut menunjukkan betapa ketatnya persaingan di nomor jarak jauh putra.
Setelah perlombaan, Rikki menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. Ia menyadari sejak awal bahwa kompetisi kali ini sangat menantang, terutama karena harus bersaing dengan atlet-atlet naturalisasi yang memiliki catatan waktu yang jauh lebih baik. Namun, ia melihat perunggu ini sebagai hasil yang positif dan tanda kemajuan dalam performanya.
Rikki juga mengingat kegagalannya di nomor maraton pada ajang sebelumnya yang disebabkan oleh dehidrasi. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga yang memotivasi dirinya untuk tampil lebih baik di SEA Games 2025. Ia berharap untuk bisa berkompetisi kembali di nomor maraton dan 10. 000 meter dengan persiapan yang lebih maksimal di masa depan.
Menurut Rikki, atlet Thailand dan Filipina yang dihadapinya memiliki catatan pribadi di kisaran 27 menit, sementara pelari Indonesia umumnya masih di sekitar 30 menit. Karena itu, ia menganggap waktu yang dicatat kali ini sebagai kemajuan besar, karena berhasil menembus angka 29 menit.
