Unggul Dua Gol Berujung Petaka: Pelatih Thailand U-22 Akui Salah Strategi Usai Final Dramatis SEA Games 2025

SEA Games 2025
Unggul Dua Gol Berujung Petaka: Pelatih Thailand U-22 Akui Salah Strategi Usai Final Dramatis SEA Games 2025. Foto : Instagram @yotsakornmix_8
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Pelatih Timnas Thailand U-22, Thawatchai Damrong-ongtrakul, secara terbuka menyampaikan permintaan maaf setelah timnya gagal meraih medali emas sepak bola putra SEA Games 2025. Bermain di hadapan publik sendiri di Stadion Rajamangala, Bangkok, Kamis (18/12/2025), Thailand harus menelan kekalahan pahit 2-3 dari Vietnam U-22 lewat laga yang berakhir hingga babak tambahan.

Thailand sejatinya memulai final dengan sangat meyakinkan. Dukungan penuh suporter membuat War Elephant tampil agresif sejak menit awal. Hasilnya terlihat ketika Yotsakorn Burapha membuka keunggulan lewat gol pada menit ke-20. Kepercayaan diri tuan rumah semakin meningkat setelah Seksan Ratre menggandakan skor pada menit ke-31. Keunggulan 2-0 tersebut membuat Thailand berada di atas angin hingga turun minum.

Namun, keunggulan itu justru menjadi titik balik. Memasuki babak kedua, permainan Thailand mulai kehilangan kontrol. Vietnam tampil lebih berani dan disiplin, sementara Thailand terlihat lengah dalam bertahan. Gol penalti Nguyen Dinh Bac pada menit ke-49 menjadi awal kebangkitan Golden Star Warriors. Tekanan berlanjut hingga akhirnya Thailand harus menerima kenyataan pahit ketika Waris Choolthong mencetak gol bunuh diri pada menit ke-60. Skor imbang 2-2 bertahan hingga waktu normal usai.

Baca Juga:Pencak Silat dan Panahan Mengguncang Bangkok, Perolehan Emas Indonesia Melonjak di SEA Games 2025Penuh Makna: Safira Dwi Meilani Rayakan Emas SEA Games 2025 dengan Sujud Syukur dan Merah Putih

Di babak tambahan, Vietnam tampil lebih siap secara mental dan fisik. Gol Nguyen Thanh Nhan pada menit ke-96 memastikan kemenangan 3-2 bagi Vietnam, sekaligus membungkam Rajamangala. Hingga peluit panjang dibunyikan, Thailand gagal membalas dan harus rela melihat lawan mengangkat trofi di kandang mereka sendiri.

Usai laga, Thawatchai Damrong-ongtrakul tidak menutupi kekecewaannya. Pelatih berusia 51 tahun itu mengakui bahwa kegagalan timnya tidak lepas dari kesalahan dalam pengambilan keputusan, terutama pada babak kedua.

“Jika kami kalah, itu tanggung jawab saya. Ini soal perhitungan taktik. Kami gagal membawa tim mencapai target menjadi juara di rumah sendiri,” ujar Thawatchai. Ia juga menyinggung hilangnya momentum setelah beberapa perubahan terjadi, termasuk absennya Chanaphat yang memengaruhi keseimbangan tim.

Thawatchai turut menyoroti faktor kebugaran sebagai pembeda. Menurutnya, Vietnam memiliki kondisi fisik dan mental yang lebih siap, terutama saat pertandingan memasuki fase krusial. Meski Thailand telah melakukan rotasi pemain demi menjaga stamina, tekanan dari jadwal klub dan tim nasional dinilai berdampak besar.

0 Komentar