RADARCIREBON.TV – Indonesia menutup perjalanan di SEA Games 2025 Thailand dengan hasil positif. Kontingen Merah Putih berhasil mengoleksi 91 medali emas, melampaui target awal pemerintah yang mematok 80 emas, sekaligus mengamankan peringkat kedua klasemen akhir di bawah tuan rumah Thailand. Capaian ini menjadi bukti konsistensi prestasi Indonesia di ajang olahraga Asia Tenggara.
Meski demikian, keberhasilan tersebut tidak menutup mata pemerintah terhadap sejumlah catatan evaluasi. Beberapa cabang olahraga (cabor) dinilai belum tampil sesuai ekspektasi, bahkan ada yang gagal memenuhi target medali. Evaluasi pasca-event yang dilakukan sepanjang Desember 2025 menjadi dasar perumusan kebijakan pembinaan ke depan.
Sorotan utama tertuju pada Timnas Sepak Bola Putra U-22. Cabang paling populer di Tanah Air itu gagal mencapai target medali emas setelah tersingkir lebih awal. Hasil tersebut memicu rencana evaluasi menyeluruh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama federasi terkait, khususnya PSSI. Pemerintah menilai perlunya pembenahan serius, baik dari sisi pembinaan usia muda, kompetisi, hingga manajemen tim nasional.
Baca Juga:Hasil Pertandingan Persib vs Bhayangkara FC: Dominasi Maung Bandung di Hadapan Lautan BobotohTak Terbendung! Ramon Tanque Borong Gol, Persib Buat Bhayangkara FC Tak Berkutik
Selain sepak bola putra, terdapat pula sejumlah cabor lain yang performanya dianggap jauh di bawah target awal. Hingga kini, daftar resmi cabang yang benar-benar nihil medali masih dalam tahap verifikasi teknis oleh Kemenpora dan KONI. Proses ini dilakukan untuk memastikan data akurat sebelum mengambil keputusan strategis, termasuk evaluasi program latihan dan alokasi anggaran.
Sebagai bahan perbandingan, Indonesia juga mencatatkan capaian di atas target pada SEA Games 2023 dengan torehan 87 medali emas. Namun saat itu, beberapa cabang potensial seperti panahan, menembak, dayung, dan catur tidak dipertandingkan, sehingga Indonesia kehilangan peluang meraih tambahan emas. Kondisi berbeda di SEA Games 2025, di mana lebih banyak cabang dipertandingkan dan memberi ruang kontribusi yang lebih luas.
Pemerintah menegaskan akan menerapkan sistem reward dan punishment sebagai bagian dari pembinaan olahraga nasional. Cabor yang berhasil melampaui target akan mendapatkan apresiasi, baik dalam bentuk dukungan program maupun fasilitas. Sebaliknya, cabor yang gagal menunjukkan performa maksimal akan menjalani evaluasi ketat untuk memperbaiki arah pembinaan.
