Sudah satu minggu lebih setelah dilakukan nya pembongkaran pedagang kali lima (PKL) kawasan Sungai Sukalila, kini telah di tempati kembali oleh penjual jasa sol sepatu. Kebutuhan sehari-hari untuk keluarga menjadi alasan utama penjual kembali membuka lapak jualannya.
Sepuluh hari setelah pembongkaran pedagang kali lima (PKL) di sepadan Sungai Sukalila, tentunya sangat berdampak bagi para pedagang. Walaupun pemerintah telah memberikan keringanan berupa tempat relokasi, namun para pedagang menolak di karena kan kondisi dan lokasi tempatnya tidak layak untuk di tempati.
Yanto, selaku penjual jasa sol sepatu yang sebelumnya sudah berjualan sejak tahun dua ribu, mulai hari ini kembali membuka lapak sol sepatunya di lokasi yang telah di bongkar. Sebelum adanya pembongkaran, ia mengaku omzet rata-rata perhari hanya berkisar lima puluh ribu, dengan upah 10 hingga 20 ribu untuk sekali servis.
Baca Juga:Perkebunan Sawit Desa Cigobang Tak Memiliki Izin – VideoMenelusuri Perkebunan Sawit di Atas Bukit Desa Cigobang – Video
Sementara itu, alasan ia membuka kembali lapaknya ialah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga, karena setelah adanya pembongkaran, Yanto belum membuka lapak di mana pun. Iya juga menegaskan, membuka lapak di sini hanya bersifat sementara, sembari menunggu pembangunan River Garden dari pemerintah.
Hingga sejauh ini, Yanto masih belum memiliki alternatif lapak lain selain di kawasan Sukalila.