John Herdman dan Patrick Kluivert Dinilai Punya Nasib Berbeda, Begini Kata Pengamat

John Herdman
John Herdman diramalkan punya nasib berbeda dari Patrick Kluivert. Foto: Instagram John Herdman / tangkapan layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Pengamat sepak bola nasional Gita Suwondo menanggapi pemberitaan miring media Swiss yang meragukan kinerja John Herdman sebagai pelatih terbaru Timnas Indonesia.

Juru taktik berkewarganegaraan Inggris itu diramalkan akan bernasib sama seperti pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, Patrick Kluivert, yang dipecat usai gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

Menurut Gita Suwondo formasi yang diterapkan John Herdman akan sesuai dengan formasi Timnas Indonesia.

Baca Juga:Persib Bandung Tumbangkan PSM Makassar, Beckham Putra Sebut Kemenangan Ini Jadi Suntikan MoralMalut United Tumbangkan Borneo FC, Persib Makin Kokoh di Puncak Klasemen

“Kalau kita bicara prosesnya dari Oktober setelah kita tersingkir dari Piala Dunia 2026, itu kan ada lima nama. Terus mengerucut jadi dua nama. Jadi ya benar-benar kayak piramidlah. Akhirnya mengerucut ke titik puncaknya satu nama,” tutur Gita.

Gita menuturkan PSSI serta John Herdman pastinya telah sepakat dengan perjanjian sebelum memulai tugas mengasuh Skuad Garuda.

“Dan kalau sudah bicara bahwa mereka sepakat dengan nama John Herdman. Jadi saya pikir juga ke depannya adalah deal-dealan mereka yang detailnya pasti seperti apa,” jelas Gita.

“Mungkin kalau soal finansial, soal fulus sudah disetujui. Tapi masalahnya adalah, dia diharapkan akan ada di Indonesia jauh lebih lama dibandingkan dengan pelatih terdahulu yang lebih banyak di Eropa,” lanjut dia.

“Terus yang berikutnya adalah dia juga harus menangani tim under 23. Satu lagi adalah, dia harus membawa asisten-asisten pelatihnya yang juga orang-orang lokal. Artinya ada mix, orangnya sendiri dan juga orang lokal. Tujuan orang-orang lokal ini banyak belajar dari dia. Transfer knowledge,” paparnya.

Lanjut dia, dari latar belakang John Herdman sebagai pelatih, seharusnya dapat membawa Timnas Indonesia lebih berkembang.

“Kalau acuannya Piala Dunia 2022 Qatar, sebenarnya mereka juga banyak kritik. Mereka kalah tiga kali di fase grup,” jelasnya.

Baca Juga:PSM Makassar Kritik Penggunaan Wasit Asing Usai Takluk dari Persib, Toni Trucha Bela Wasit LokalAncaman Serius untuk Malaysia, Indonesia Punya Paket Lengkap di Thomas Cup 2026

“Tetaoi dia juga dianggap berhasil membawa timnas New Zealand putri lolos ke Olimpiade. Kalau kita bicara Kanada kan sebenarnya sudah mapan sepak bolanya. Tapi kalau New Zealand kan belum. Itu artinya dia punya kemampuan,” sambungnya.

“Kemudian dia bawa tim Kanada Putri sampai dua kali meraih medali perunggu Olimpiade. Membawa mereka sampai perempat final sebelum kalah dari Inggris di Piala Dunia di kandang sendiri pada 2015,” urainya.

0 Komentar