Banjir Bandang Hantam Perumahan Taman Anggrek Plumbon, 20 Rumah Ambruk

Pasca Banjir Bandang di Perumahan Taman Anggrek Plumbon
Situasi di perumahan taman anggrek Plumbon pasca seminggu setelah banjir bandang menerjang. Foto: dokumentasi secara langsung (arsip pribadi RCTV).
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Sebanyak 40 unit rumah di Perumahan Taman Anggrek Plumbon, RT 002/RW 009, Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, terdampak banjir bandang yang terjadi pada Selasa, 23 Desember 2025 lalu. Hingga hari ini, Selasa (30/12/2025) atau tujuh hari pascakejadian, kondisi permukiman warga masih memprihatinkan.

Berdasarkan data lapangan pascabanjir bandang, dari total 40 unit rumah yang terdampak, sebanyak 20 rumah mengalami rusak ringan, sementara 20 unit lainnya rusak berat. Kerusakan berat meliputi tembok bagian belakang dan depan rumah yang jebol, bahkan beberapa bangunan dilaporkan ambruk akibat terjangan air.

Banjir bandang tersebut menyebabkan kerugian besar bagi warga. Sebanyak 40 kepala keluarga (KK) atau 40 jiwa tercatat terdampak langsung akibat bencana ini. Hingga sepekan setelah kejadian, sebagian warga masih berupaya membersihkan sisa lumpur dan puing bangunan, sementara lainnya belum dapat menempati rumah karena kondisi bangunan dinilai tidak layak huni.

Baca Juga:Indonesia vs Vietnam di Semifinal Piala AFF Futsal U-19 2025: Garuda Muda Siap Tampil Maksimal Demi Final!Prediksi Skor Persik Kediri vs Persis Solo di BRI Super League 2025/26: Kekuatan Dua Tim & Link Live Streaming

Warga menilai terdapat sejumlah faktor yang memperparah dampak banjir bandang tersebut. Di antaranya adalah kualitas bangunan perumahan yang dinilai buruk, serta minimnya perawatan dari pihak pengembang (developer) sejak perumahan dibangun. Selain itu, warga juga menyoroti belum adanya penyerahan aset perumahan kepada pemerintah desa maupun pemerintah daerah, sehingga penanganan dan perawatan infrastruktur dinilai terhambat.

Hingga kini, warga masih mempertanyakan langkah revitalisasi dan rehabilitasi pascabencana, khususnya untuk rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat. Mereka berharap adanya kejelasan terkait perbaikan bangunan serta jaminan keselamatan bagi penghuni ke depan.

Kuwu Kebarepan dilaporkan telah meninjau langsung lokasi terdampak untuk melihat kondisi warga dan kerusakan yang terjadi. Namun hingga Selasa (30/12/2025), belum ada kunjungan resmi dari Bupati Cirebon, Wakil Bupati, maupun Gubernur Jawa Barat ke lokasi bencana.

Warga berharap pemerintah daerah dan provinsi segera turun tangan untuk melakukan peninjauan, pendataan lanjutan, serta menentukan langkah penanganan jangka pendek dan jangka panjang. Mengingat potensi banjir susulan masih ada, warga menilai penanganan cepat sangat dibutuhkan demi keselamatan dan kepastian tempat tinggal.

0 Komentar