Wanustara Institut dan SEMA FDKI IAIN Syekh Nurjati Cirebon Adakan Seminar Nasional Nalar Kritis Kesadaran Demokrasi

Seminar Nasional Politik
Seminar Nasional Demokrasi Sema IAIN Syekh Nurjati Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Dalam upaya membangun nalar kritis mahasiswa jelang pesta demokrasi pemilu tahun 2024. Sema Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan pembelajaran demokrasi bertajuk “Membangun Kritisitas dan Kesadaran Demokrasi: Arah Baru Pemikiran Mahasiswa IAIN.” di Auditorium FDKI Lantai 4 pada Rabu, (20/12/2023).

Ketua Sema Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDKI) Lestari Setiabudi, menyampaikan, “Kami bersama-sama hadir di sini untuk berdiskusi tentang keadaan demokrasi di Indonesia” .

“Bersama narasumber yang luar biasa, kami berharap peserta dapat meningkatkan pola pikir dan nalar kritis untuk menciptakan demokrasi yang sehat tanpa polarisasi dan diskriminasi,” terang dalam sambutannya.

Baca Juga:Aplikasi Smart TV Nonton Bola Gratis dan Film, Fitur Canggih dan Konten BanyakSmart TV 32 Inch Terbaik, Harga Murah, Kualitas Suara Bagus, Fitur Canggih

Turut hadir 100 Mahasiswa dari berbagai kalangan program studi kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Lestari mengatakan “Tujuan acara ini kita berupaya agar pemuda berperan aktif dan berpikir kritis dalam mengawal isu-isu terkini dan kebijakan-kebijakan demokrasi,” lanjutnya.

Transfer of Knowledge

Kegiatan seminar nasional demokrasi berupaya untuk meningkatkan power of knowledge peserta dan kedepan bisa menciptakan rakyat Indonesia yang berdaulat serta memantik kepekaan dan kesadaran akan pentingnya demokrasi.

“Acara ini berbentuk pemaparan materi dari narasumber yang berkompeten di bidangnya, di ikuti dengan sesi diskusi antara pemateri dan peserta,” kata Lestari.

Sementara itu, Direktur Wanustara Institut, Anas Bukhori, turut hadir dan mengenalkan Wanustara Institut yang berfokus pada riset, penelitian, dan jurnal.

“Kami berharap kerjasama ini menjadi bahan relasi bersama untuk memiliki nalar kritis yang baik,” ujarnya.

Di ketahui, para pemateri memberikan pandangan dan persektifnya terhadap demokrasi seperti yang di sampaikan oleh Dekan FDKI IAIN Dr.Siti Fatimah, M.Hum yang membicarakan terkait perjalanan demokrasi Indonesia.

Di harapkan, Melalui proses demokratis ini, Indonesia berusaha membangun dan memelihara persatuan dalam keberagaman, menciptakan ruang bagi partisipasi semua warga negara, dan mengembangkan potensi bersama untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Baca Juga:Harga Honda Brio, Mobil Elegan dan Fitur CanggihHarga Mobil Listrik Murah dan Design Elegan, Nyaman Favorit Anak Muda

Penting nalar kritis demokrasi dan nilai-nilai Pancasila tercermin dalam upaya menciptakan masyarakat yang adil, merata, dan berkeadilan sosial.

“Kita pasti sudah mengenali semua tentang konteks keindonesiaan, karena Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sangat kuat dengan demokrasi” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Fera Priyatna selaku peneliti Wanustara Institut yang membicarakan tentang analisis demokrasi, sosial, budaya dan ekonomi di Indonesia.

Dan tentu harus melibatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana berbagai aspek ini saling terkait dan berinteraksi dalam dinamika pembangunan negara.

Seperti di era kontemporer ini, terlihat fenomena ketidakberpartisipasan sebagian kelompok muda dalam urusan politik.

Upaya Ciptakan Nalar Kritis Demokrasi yang Adil dan Merata

Banyak dari mereka menunjukkan sikap apatis, kurangnya keterlibatan aktif dalam memahami dan memengaruhi posisi serta peran politik mereka.

Namun, dalam kondisi yang demikian, kelompok intelektual menjadi elemen yang krusial, karena mereka harus berada di garis terdepan perjuangan pemikiran dan aksi politik.

“Ketika kelompok muda hari ini apatis, teman-teman tidak terlibat aktif dalam politik soal posisi dan peranannya. Tapi, kelompok intelektual harus berada di dalam garda terdepan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dari penyikapan pemuda mengenai demokrasi di Indonesia, Farihin, S.Hum memperkenalkan kampanye demokrasi yang berbudaya. “Kalo demokrasi yang berbudaya itu tidak ada namanya politik dinasti, karena keputusan-keputusannya berdasarkan hasil cipta, karsa, dan karya,” katanya.

Sebab, budaya itu diciptakan untuk kebaikan dan kemaslahatan” ucapnya.

Turut hadir, Abdul Aziz Maulana, S.Pd,M.Ag menyampaikan Problematika Dan Kontekstualisasi Demokrasi Terkini.

Dimana terdapat beberapa problematika dan tantangan yang dihadapi dalam konteks demokrasi di berbagai negara, termasuk juga di Indonesia.

“Pemahaman dan penanganan terhadap problematika ini perlu terus di kembangkan dan diperdalam melalui kerja sama antar lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga pendidikan.

Hanya dengan cara ini demokrasi dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang optimal bagi Masyarakat,” jelasnya.

Acara di akhiri dengan sesi tanya jawab yang menyoroti masalah-masalah penting, seperti partisipasi mahasiswa, kesenjangan sosial, dan peran pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat.

Kegiatan ini di harapkan dapat menjadi langkah awal menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang demokrasi dan mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan.

0 Komentar